Pertama di Kebumen, Desa Argopeni Gelar Festival Ngebuk - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Pertama di Kebumen, Desa Argopeni Gelar Festival Ngebuk

www.inikebumen.net AYAH - Puluhan ibu-ibu memeriahkan Festival Ngebuk di Embung Bleber Desa Argopeni, Kecamatan Ayah, Senin, 31 Desember 2018.
Pertama di Kebumen, Desa Argopeni Gelar Festival Ngebuk
Salah satu peserta memproduksi gula jawa dengan cara tradisional pada Festival Ngebuk di Desa Argopeni, Kecamatan Ayah, Senin, 31 Desember 2018.
Festival proses pembuatan gula jawa tersebut merupakan yang pertama kali digelar di Kabupaten Kebumen.

Kepala Desa Argopeni, Tursino, menjelaskan Festival Ngebuk merupakan proses mengaduk bahan baku gula jawa yang berbentuk cairan nira hingga menjadi gula matang. Tak hanya itu, gula yang dihasilkan merupakan gula organik hasil dari petani setempat.

"Salah satu tujuan kita adalag ingin mengembalikan proses pembuatan gula yang alami, yang ramah bagi kesehatan. Sehingga nantinya masyarakat Desa Argopeni kembali memproduksi gula organik," terang Tursino, disela-sela acara.

Apalagi, kata Tursino, di desa setempat 90 persen penduduknya berprofesi sebagai perajin gula kelapa. Dengan produksi mencapai 2,4 ton setiap harinya. "Ini juga sekaligus untuk memunculkan ikon wisata. Ikon Desa Argopeni, Kecamatan Ayah," imbuhnya.

Hadir pada acara tersebut, Wakil Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Azam Fatoni, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pudji Rahaju, Kepala Dinas Perkim LH Edi Rianto, serta sejumlah pejabat lainnya.

Pada acara Hari Menanam Pohon Indonesia dan Festival Ngebuk itu, Wakil Bupati melakukan penanaman bibit pohon buah-buahan dan melepas 200 ekor burung ke alam liar. Wakil bupati juga menyerahkan sertifikat tanah sebanyak 23 lembar kepada nelayan warga Desa Karangduwur dan Desa Pasir Kecamatan Ayah.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati mengapresiasi pemerintah desa setempat yang telah menginisiasi acara tersebut. Yazid Mahfudz, Festival Ngebuk dapat digelar rutin sehingga akan menjadi daya tarik wisatawan.

Menurutnya, kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI), Menanam Pohon Nasional (MPN), dan Festival Ngebuk Gula Jawa Organik ini banyak manfaat yang bisa diperoleh. Diantaranya, memberikan perlindungan terhadap kehidupan di sekitar hutan, penyelamat lingkungan hidup dari ancaman banjir, tanah longsor, kekeringan dan perubahan iklim.

"Karenanya saya berharap, bibit pohon yang akan kita tanam ini benar-benar produktif, serta dipelihara dengan baik, sehingga akan tumbuh subur, agar ke depan dapat memberikan manfaat lingkungan dan ekonomi," pintanya.

Lebih jauh Yazid Mahfudz menjelaskan, pengelolaan hutan bukan sekadar masalah ekologis, akan tetapi juga berkaitan erat dengan masalah sosial, ekonomi, hukum, dan tata pemerintahan. 

Pemberdayaan masyarakat merupakan bagian dari agenda besar sektor kehutanan ke depan. Untuk merealisasikan agenda besar tersebut, masih diperlukan penyempurnaan, mulai dari aspek kebijakan sampai kepada teknis operasional.

"Saya menaruh harapan besar kepada semua pihak, untuk turut aktif melestarikan hutan sebagai sebuah komitmen. Untuk itu, marilah kita teruskan kegiatan-kegiatan konstruktif yang selama ini telah kita lakukan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi pemangku kepentingan," pungkasnya.(*)
Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>