Dinilai Banyak Kelemahan, Wabup Kebumen Kritik Program Angkutan Gratis - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Dinilai Banyak Kelemahan, Wabup Kebumen Kritik Program Angkutan Gratis

Kabupaten Kebumen terancam akan menjadi kabupaten termiskin di Jawa Tengah. Hal ini lantaran selisih angka kemiskinannya hanya sekitar 0,11 persen dengan Kabupaten Wonosobo. 
Banyak Kelemahan, Wabup Kebumen Kritik Program Angkutan Gratis
Wakil Bupati Kebumen Arif Sugiyanto, menyampaikan arahannya pada Rakor Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKP2KD) Kabupaten Kebumen, Rabu, 12 Juni 2019. 
www.inikebumen.net KEBUMEN - Wakil Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengkritik program penanggulangan kemiskinan angkutan gratis. Program tersebut dinilai rentan disalahgunakan karena tidak menyebutkan nama penerima bantuan pada kupon program yang sudah digulirkan sejak Bupati Mohammad Yahya Fuad 

Hal itu disampaikan Arif Sugiyanto, saat memimpin Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKP2KD) Kabupaten Kebumen di Ruang Jatijajar Komplek Rumdin Bupati, Rabu, 12 Juni 2019. 

"Kelemahannya (kupon) itu bisa dijualbelikan kepada orang lain," ujar Arif Sugiyanto, dalam pengarahannya.

Pada 2019 ini alokasi anggaran untuk angkutan gratis yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Kebumen mencapai Rp 3,9 miliar lebih. Menurutnya, program angkutan gratis perlu penyempurnaan agar tepat sasaran.

Meski demikian, Wakil Bupati memuji program tersebut yang bertujuan untuk mengentaskan angka kemiskinan di Kabupaten Kebumen. "Program ini sangat bagus, perlu kita sempurnakan," ucapnya.

Hadir pada rakor tersebut, Sekda Kebumen Ahmad Ujang Sugiono, Kepala BAP3DA Pudji Rahaju, Para Asisten Sekda, Staf Ahli Bupati, pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Kebumen, serta stakeholder terkait.

Ia memaparkan, pada 2019 Pemkab Kebumen menargetkan dapat mengurangi angka kemiskinan mencapai 16,98 persen. Untuk itu, pihaknya meminta OPD terkait menyiapkan program-program yang efektif untuk pengurangan kemiskinan dan pengangguran.

"Data kemiskinan harus valid dan harus diperbaharui. Saat ini datanya sudah banyak berubah dan tidak sesuai kondisi lapangan," tegasnya.

Arif berpendapat jika data kemiskinan valid sangat berguna untuk merumuskan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga program bantuan pemerintah akan tepat sasaran dan tepat guna.

"Saya minta seluruh kepala desa untuk membantu mengupdate data kemiskinan. Optimalkan pelaksanaan seluruh anggaran program/kegiatan penanggulangan kemiskinan," pinitanya.

Selain itu, Wakil Bupati juga meminta mengoptimalkan tugas dan fungsi anggota TKP2KD dalam upaya penanggaulangan kemiskinan. Juga memperkuat koordinasi dan kerjasama antar OPD, desa dan lembaga terkait.

Sekda Ahmad Ujang Sugiono, menyampaikan sejak 2015 angka kemiskinan di Kabupaten Kebumen turun 2,97 persen. Rata-rata dalam setiap tahunnya turun 0,99 persen atau penduduk miskin berkurang 33.240 jiwa sejak empat tahun terakhir.

"Tapi kita perlu waspada karena selisih (kemiskinan) kita dengan (Kabupaten) Wonosobo hanya sekitar 0,11 persen. Bisa jadi kita disalip," kata dia.

Angka kemiskinan Kabupaten Kebumen pada 2015 sebesar 20,44 persen, 2016  sebesar 19,86 persen, 2017 19,60 persen dan 2018 sebesar 17,47 persen. Sedangkan target penurunan tahun ini mencapai 15,70-16,70 persen.(*)
Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>