Nyaris Ambruk, Rumah Penderita Stroke di Gombong Bakal Direhab PMTSI Kebumen - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Nyaris Ambruk, Rumah Penderita Stroke di Gombong Bakal Direhab PMTSI Kebumen

Rumah Antonius Halim Sunarto alias Cungking nyaris ambruk. Penyebabnya, Cungking menderita stroke sejak 16 tahun lalu, sehingga tidak dapat mencari nafkah. Baik untuk menafkahi keluarga maupun untuk memperbaiki rumahnya.
Nyaris Ambruk, Rumah Penderita Stroke di Gombong Bakal Direhab PMTSI Kebumen
PMSTI Kebumen melakukan survei rumah milik Antonius Halim Sunarto, warga Desa Wero Kecamatan Gombong yang nyaris ambruk.
www.inikebumen.net GOMBONG - Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kebumen bakal merahab rumah milik Antonius Halim Sunarto (60), warga Desa Wero, Kecamatan Gombong. Sebab, rumah yang dihuni oleh penderita stroke itu sangat tidak layak dihuni.

"Ini sebagai bentuk keprihatinan kami atas rumah yang sangat tidak layak dihuni," kata Ketua PSMTI Kebumen Bobyn Yap, bersama tokoh Tionghoa Kebumen Sugeng Budiawan, belum lama ini. 

PSMTI bersama pemerintah desa setempat, terang Bobyn, sudah melihat langsung kondisi rumah Antonius. "Rumah ini benar-benar tidak layak dihuni oleh manusia. Akhirnya paguyuban dibantu Pemerintah Desa Wero akan merehab rumah tersebut sampai layak huni," ujarnya.

Rumah Antonius Halim Sunarto alias Cungking nyaris ambruk. Penyebabnya, Cungking menderita stroke sejak 16 tahun lalu, sehingga tidak dapat mencari nafkah. Baik untuk menafkahi keluarga maupun untuk memperbaiki rumahnya.

Sementara, anak semata wayangnya Alex Eko Prasetyo (22) hanya mengenyam pendidikan sampai Sekolah Dasar (SD). Bahkan saat rumah tinggalnya nyaris ambruk, Cungking tak berdaya melakukan sesuatu. Jangankan untuk bekerja, berjalan saja dia masih kesusahan.

Sang istri Wati Wijaya (65) sehari-hari bekerja serabutan. Dia seringkali menemani sang adik yang harus cuci darah seminggu sekali. Dari itu, Wati mendapatkan sedikit uang lelah. Sementara sang anak, bekerja sebagai kernet pocokan angkutan pedesaan dengan penghasilannya tak pasti.

Sebelum menderita stroke, Cungking membuka bengkel sepeda di rumahnya yang berada di pinggir Jalan Raya Yos Sudarso Gombong.  Sampai pada suatu pagi, saat bangun tidur dan hendak mengantar anaknya berangkat sekolah, tiba-tiba dia tidak bisa bangun dari tidur. Dia pun harus menerima kenyataan stroke melumpuhkan dirinya. Sejak saat itu, dirinya hanya bisa terbaring di tempat tidur.

Usaha yang dijalani berhenti. Lambat laun tabungan miliknya ludes untuk pengobatan dan membiayai kehidupan sehari-hari. Pelan tapi pasti kemiskinan menjerat keluarganya. Celakanya, dia tidak masuk dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).(*)
Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>