Pelihara Tradisi Pemikiran, KBPII Gelar Diskusi Bulanan di Pejagoan - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Pelihara Tradisi Pemikiran, KBPII Gelar Diskusi Bulanan di Pejagoan

"Tak sedikit mantan aktivis di Kebumen yang merasa kesulitan untuk mendialogkan pemikirannya. Sehingga merasa mengalami stagnasi berpikir"
 Pelihara Tradisi Pemikiran, KBPII Gelar Diskusi Bulanan di Pejagoan
Diskusi bulanan KBPII di Soka, Pejagoan, pada Minggu, 25 Agustus 2019.
www.inikebumen.net PEJAGOAN - Alumni Pelajar Islam Indonesia (PII) Kabupaten Kebumen yang tergabung dalam Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII) akan menggelar diskusi bulanan di Padepokan KBPII, Soka, Pejagoan, pada Minggu, 25 Agustus 2019.

"Diskusi besok merupakan yang kedua kalinya. Akan mengangkat tema Memaknai Kemerdekaan pada Kedaulatan Pangan Daerah," terang Kang Juki selaku koordinator Forum Diskusi Bulanan KBPII.

Dijelaskannya pada diskusi pertama yang mengangkat tema Zonasi Pendidikan, pada 20 Juli 2019 hanya diikuti internal KBPII.

"Mulai diskusi kedua dan seterusnya, kami libatkan pihak eksternal baik sebagai nara sumber maupun peserta. Sebagai nara sumber diskusi kedua, direncanakan Bagus Setiyawan dari KBPII dan Arif Yuswandono dari eksternal," jelasnya.

Melalui forum diskusi ini, Kang Juki berharap para mantan aktivis PII dan ormas pelajar/mahasiswa/pemuda lainnya bisa terus memelihara tradisi berpikir yang sudah dibangun sewaktu menjadi aktivis.

"Tak sedikit mantan aktivis di Kebumen yang merasa kesulitan untuk mendialogkan pemikirannya, sehingga merasa mengalami stagnasi berpikir. Mudah-mudahan forum diskusi ini bisa menjadi semacam oase bagi para mantan aktivis untuk melanjutkan tradisi berpikirnya," ujar Kang Juki.

Terkait tema diskusi nanti, penasehat KBPII Kebumen, Agus Khanif berpendapat, bahwa kedaulatan pangan itu bukan sekadar ketahanan pangan yang sering dilakukan oleh pemerintah dengan mendatangkan pangan dari daerah lain.

"Kedaulatan pangan hanya bisa terwujud dengan melakukan pemberdayaan petani terlebih dahulu," jelasnya.

Para petani menurut Agus Khanif perlu membentuk organisasi yang kuat, yang muncul dari petani itu sendiri  (bottom up). "Pemberian akses, baik informasi, pemasaran maupun permodalan kepada petani harus memadai, supaya petani bisa merumuskan dan menjalankan rencana mereka," imbuhnya.

Masalah lain yang tak kalah pentingnya menurut Agus Khanif adalah terkait revitalisasi lahan, infrastruktur, sarana, kelembagaan, serta teknologi.(*)
Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>