Kekeringan Terpanjang di Jawa Tengah, 184 Hari Kebumen Tanpa Hujan - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Kekeringan Terpanjang di Jawa Tengah, 184 Hari Kebumen Tanpa Hujan

Pengirimanan bantuan air bersih untuk daerah-daerah kesulitan air bersih dilanjutkan.
Kekeringan Terpanjang, Sudah 184 Hari Kebumen Tanpa Hujan
Ilustrasi
www.inikebumen.net KEBUMEN - Kabupaten Kebumen menjadi salah satu daerah yang mengalami kekeringan terpanjang di Jawa Tengah pada 2019 ini.

Dikutip instagram terverifikasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) @infobmkg, lama kekeringan yang melanda Kabupaten Kebumen mencapai 184 hari.

Daerah Kurang hujan terpanjang hingga 31 Oktober 2019 di Jawa Tengah, Kabupaten Kebumen menempati peringkat keempat kekeringan terpanjang. Diurutan, pertama  Klaten 189 hari, Wonogiri 186 hari, Magelang 185 hari, Kebumen 184 hari, Blora 183 hari. Disusul, Rembang 183 hari, Pemalang 181 hari, Purworejo 178 hari, Boyolali 177 hari, dan Jepara 177 hari.

"Sebagaimana BMKG sampaikan kemarin, makin banyak daerah memasuki musim hujan, sudah 34% wilayah.Tapi 36% wilayah masih mengalami kemarau, bahkan 23,7% diantaranya mengalami kondisi kurang hujan kategori ekstrem, bahkan ada yang lebih dari 7,5 bulan belum mendapat hujan yang signifikan sama sekali, yaitu di Sumba Timur," dikutip dari @infobmkg, Kamis, 7 November 2019.

Sementara itu, meski sudah mulai diguyur hujan, ternyata belum mampu mengisi sumur-sumur milik warga. Sehingga bantuan air bersih tetap dilakukan masyarakat yang selama ini mengandalkan bantuan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kebumen Salam, mengatakan pengirimanan bantuan air bersih untuk daerah-daerah kesulitan air bersih dilanjutkan. "Tiap hari pengirimanan air bersih antara 25 hingga 30 tanki," ujarnya.

Seperti yang dilakukan alumni SMA Negeri Gombong (SMAGO) 80. Pengiriman air bersih dilakukan di 9 lokasi di Kecamatan Sempor dan Buayan.

Dengan mobil pick up sewaan dan water torn yang dibeli secara swadaya SMAGO 80, bantuan air bersih masih berlangsung di 7 lokasi di Sempor dan 2 lokasi di Kecamatan Buayan.

Desa yang masih membutuhkan air bersih adalah Semali, Kenteng,Kalibeji, Bonosari di Keamatan Sempor, Desa Jatiroto, Kecamatan Buayan. Kemampuan mengirim air bersih satu rit hanya 1.200 liter, karena alat angkutnya bukan tanki air.

"Kami tetap koordinasi dengan aparatur di wilayah dan atas permintaan masyarakat," kata salah satu alumni SMAGO 80, Bambang Priyambodo.(*)
Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>