Tiga Kali Ditolak, Perjalanan Panjang Pengakuan UNESCO atas Geopark Kaldera Toba - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Tiga Kali Ditolak, Perjalanan Panjang Pengakuan UNESCO atas Geopark Kaldera Toba

"Menurut rencana April 2020, UNESCO menyerahkan sertifikat UNESCO Global Geopark di Perancis," kata Rapidin Simbolon, saat menerima Bupati Kebumen Yazid Mahfudz.
Tiga Kali Ditolak, Perjalanan Panjang Pengakuan UNESCO atas Geopark Kaldera Toba
Wisata Budaya Sigale-gale di Desa Tomok, Samosir, salah satu situs Geopark Kaldera Toba
www.inikebumen.net SAMOSIR - Geopark Kaldera Toba yang berada di kawasan Danau Toba Sumatera Utara, berhasil lolos menjadi UNESCO Global Geopark (UGG). Pemkab Kebumen pun belajar ke tempat ini untuk pengembangan Geopark Karangsambung-Karangbolong selama dua hari, 30-31 Oktober 2019.

Geopark Kaldera Toba mendapatkan pengakuan sebagai geopark nasional pada 2013 dengan wilayahnya mencakup 7 kabupaten. Sebanyak dua kali berjuang untuk mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai UGG. Sayangnya berakhir dengan sedih, yaitu ditolak.

Pertama kali Pemprov Sumatera Utara (Sumut) mengajukan tahun 2014, namun ditolak. Begitu juga tahun 2017, UNESCO pun akhirnya memberikan saran yang harus dibenahi. Pembenahan pun dilakukan sesuai arahan Unesco, dan untuk ketiga kalinya kembali disodorkan.

Bupati Samosir Rapidin Simbolon mengungkapkan baru setelah ada perbaikan pengelolaannya, Tim Assesor UNESCO Global Geopark, Agustus 2019 menyatakan Geopark Nasional Kaldera Toba lolos menjadi UNESCO Global Geopark.

"Menurut rencana April 2020, UNESCO menyerahkan sertifikat UNESCO Global Geopark di Perancis," kata Rapidin Simbolon, saat menerima Bupati Kebumen Yazid Mahfudz.

Sebelum akhirnya mendapat pengakuan sebagai UGG, setidaknya Geopark Kaldera Toba mempersiapkan lima hal yang menjadikan geopark Kaldera Toba spesial. Yaitu super vulcano dari gunung apinya, danau vulkanik super besar, keunikan suku Batak, landscape menawan, dan keanekaragaman hayatinya. Dengan kata lain, Geopark ini merupakan salah satu ikon pariwisata di Sumatera Utara yang memadukan keragaman geologi, hayati, dan budaya.

Setelah Geopark Kaldera Toba diakui UNESCO maka akan memberikan citra dan kepercayaan dari masyarakat luar. Sehingga jumlah kunjungan wisatawan asing akan meningkat.

Kawasan Kaldera Toba memiliki panorama alam dan budaya yang indah. Kaldera Toba terbentuk dari letusan dahsyat gunung api Toba, sekitar 74.000 tahun silam. Letusan Gunung Api Toba Purba menyisakan lekukan dalam di dasar kaldera yang kemudian terisi air, dan kini dikenal sebagai Danau Toba. Kedalamannya mencapai sekitar 550 meter dan luasnya 1.130 kilometer persegi.

Pasca letusan dan terbentuknya kaldera atau danau, peristiwa geologi tersebut juga menciptakan bentukan lain, yakni Pulau Samosir. Ini terjadi akibat pengangkatan sebagian besar danau ke permukaan. Karena sejarah dan karakter geologisnya yang istimewa ini, pada Januari 2018, kawasan Danau Toba diresmikan sebagai Geopark Nasional Kaldera Toba.

Guna memahami Geopark Kaldera Toba dimulai perjalanan dari Pusuk Buhit di Pulau Samosir. Dan mesti menyeberangi Danau Toba dari Parapat dengan kapal ferry, mendarat di kawasan Tomok, Samosir. Pusuk Buhit bisa dicapai dari Tomok dengan mobil dalam waktu sekitar 3 jam. Disinilah berdiri bangunan megah, Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba.

Geopark Kaldera Toba terpusat di kawasan puncak, perkampungan si Raja Batak, di lereng gunung Pusuk Buhit. Dari kawasan ini dipercaya sebagai asal mula orang Batak. Dari tempat bermukim dan berkembangnya Raja Batak beserta keturunannya, beserta peninggalan sejarah adat dan budaya terhampar Geosite Pusuk Buhit di Geopark Kaldera Toba.

Ada banyak peninggalan sejarah di Pusuk Buhit ini. Ada situs, batu sawah, Batu Hobon yang berumur ratusan tahun, tungku, dan lereng bukit perkampungan Raja Batak. Budayanya juga kaya dengan kesenian, tarian tor-tor, dan nyanyian dengan pantun penuh makna.

Geopark Kaldera Toba melestarikan tiga keragaman, yaitu geodiversity atau keanekaragaman batu-batuan dan hayati. Lalu culture diversity atau keragaman budaya, seperti yang dikembangkan di perkampungan si Raja Batak. Serta biodiversity atau keragaman hayati etno botani Batak, dilakukan di pusat pelestarian tanaman khas Batak yang mulai sulit ditemukan. Seperti sampinur tali, hariara, dingol, aurekce, andaliman dan jabi-jabi.

Selain diterima Pemkab Samosir, rombongan Bupati Kebumen juga diterima Wakil General Manager Badan Pelaksana Geopark Kaldera Toba (BPGKT), Gagarin Sembiring, di Mess Pora-pora di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada 31 Oktober 2019.

Turut mendampingi Bupati Yazid Mahfudz, Kepala BAP3DA Pudji Rahaju, Kepala Disporawisata Azam Fatoni, Kepala Diskominfo Cokroaminoto. Kemudian, Kepala BPKAD Dyah Woro Palupi.

Kepala Bapenda Aden Andri Susilo, Staf Ahli Bupati Amin Rahmanurrasjid, Ketua Dekrasnada Kebumen Zuhroh Yazid Mahfudz serta Ketua Badan Pengelola Geopark Karangsambung-Karangbolong Djunedi Faturakhman.

Kunjungan kerja itu juga diikuti oleh sejumlah wartawan, baik media cetak maupun elektronik yang ada di Kabupaten Kebumen.(*)
Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>