Edi Warseno, Perajin Wayang Kulit yang Masih Bertahan
Perajin wayang kulit, Edi Warseno, memegang wayang buatannya. |
Banyaknya pesanan dari berbagi daerah, membuat pria yang belajar membuat wayang secara otodidak ini setiap hari selalu sibuk dengan pekerjaannya. Pria yang telah dikaruniai empat anak ini mengaku kewalahan melayani pesanan yang terus mengalir.
Pasalnya, dalam mengerjakan pekerjaannya dilakoninya sendiri. Akibatnya, memakan waktu cukup lama untuk membuat sebuah wayang kulit. Untuk membuat satu wayang kulit ukuran kecil saja, Edi membutuhkan waktu setidaknya seminggu.
rewang. Ya, sudah dikerjain sendiri saja," kata Edi Warseno, di rumahnya, Minggu (11/6/2017).
Edi Warsono memahat pola gunungan sebelum proses lanjutan. |
Dalam sebulan, kata Edi, dia hanya mampu membuat empat buah wayang ukuran kecil atau dua buah wayang ukuran besar. Karena keterbatasan modal, pria yang juga berprofesi sebagai dalang wayang ini, terpaksa tidak melayani pesanan yang harus menyediakan sendiri bahan bakunya.
Untuk menambah pemasukan keuangan keluarga, selain menerima pesanan wayang kulit, Edi Warseno juga melayani pembuatan wayang berbahan karton. Untuk wayang karton ini relatif lebih murah, seperti untuk wayang satu set punakawan hanya Rp 150.000. Padahal untuk wayang berbahan kulit bisa mencapai Rp 600.000.
Minimnya penghasilan dari profesi perajin wayang kulit, memaks istrinya, Basiyah, bekerja serabutan di produksi genteng di desanya. "Ya, lumayan sehari buruh genteng kan sampai Rp 25.000 bisa buat kebutuhan sehari-sehari," ucapnya.(*)