Potensi Sidat dan Gula Semut Kebumen Dilirik Investor Jepang
Rombongan investor Jepang saat meninjau budidaya sidak di Desa Sidoluhur, Kecamatan Ambal |
Salah satu pendamping tim, Panggih Waluyo Jati, mengungkapkan bahwa kedua pengusaha ini bukan pendatang baru di dunia investasi Indonesia. Mereka sudah menanamkan modal pada beberapa perusahaan di Indonesia.
Saat ini mereka sudah bermitra mendirikan pabrik desinfektan di Sukoharjo, selain juga bekerjasama dengan pabrik pengolahan kayu dan koperasi gula semut di Purbalingga. Diharapkan kedatangan mereka ke Kebumen akan membuka mata para investor bahwa Kebumen juga memiliki potensi investasi yang besar.
"Tinggal bagaimana kita menggugah minat dan membangun kepercayaan para investor,” ujar Panggih yang didampingi Yusa Rachmat Wirasetya, Direktur PT Kymmosi Global Indonesia, sebuah perusahaan hasil kemitraan dengan konsorsium pengusaha Jepang.
Di sela-sela kunjungannya, rombongan sempat diterima oleh Bupati Kebumen, Mohammad Fuad Yahya beserta jajarannya. Dalam kesempatan itu, Bupati dan para kepala dinas memberikan paparan mengenai potensi Kebumen di berbagai bidang.
“Kami berharap para calon investor ini mampu menangkap peluang atas strategisnya lokasi Kebumen berkenaan dengan dibukanya bandara Jogjakarta yang baru dan selesainya jalur Selatan-Selatan. Apalagi melihat rekam jejaknya para investor ini telah memiliki pengalaman berinvestasi di kabupaten-kabupaten tetangga,” ujar Fuad yang juga menekankan komitmennya untuk memberikan banyak kemudahan dan fasilitas bagi proses investasi di Kebumen serta menjamin tidak akan ada pungli.
Dalam kunjungannya di sentra peternakan sidat di Sidoluhur Ambal, kedua pengusaha Jepang ini memberikan perhatian khusus pada teknik budidaya yang masih tradisional.
Proses yang masih sangat tradisional ini menyebabkan tingkat keberhasilan budidaya sangat rendah. Daging sidat juga masih beraroma tanah yang cukup kuat. Potensinya sangat bagus, tapi untuk bisa masuk ke pasar internasional, jelas diperlukan pembenahan teknik pemeliharaan yang lebih baik dan higienis.
"Jika kelak berinvestasi di sini, kami akan memberikan pendampingan teknis untuk meningkatkan mutu produk,” jelas Masashi, yang juga Ketua Lembaga Peduli Lingkungan Indonesia-Jepang.
Selain meninjau pertanian gula semut di Desa Telogosari, Kecamatan Ayah, mereka juga sempat menikmati paket wisata jeep offroad menyusuri wilayah pantai Pecaron dan Menganti.
“Sekalipun saat ini pariwisata belum menjadi prioritas mereka, kami berharap pengalaman wisata ini akan mengilhami mereka untuk juga berinvestasi di sektor wisata,” kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Azam Fathoni, yang juga ikut mendampingi rombongan.(*)