Umat Buddha Kebumen Kecam Krisis Kemanusiaan di Myanmar
Anggota Polisi hadir memantau kegiatan pernyataan sikap Umat Buddha Kebumen yang mengecam krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar |
Ketua paguyuban umat Buddha Kebumen, Wagiman, mengaku prihatin atas peristiwa yang menimpa negara bagian Rakhine, Myanmar.
Menurut informasi yang berhasil ditelusuri, konflik di negara bagian Rakhine Myanmar, bukan persoalan Agama. Tidak hanya etnis muslim Rohingya, dalam konflik di Rakhine etnis penganut Hindu dan Buddha juga ikut mengungsi dalam peristiwa itu.
"Kekerasan dalam bentuk apapun tidak sesuai ajaran Buddha. Kerukunan antar umat di Kebumen mudah-mudahan tetap terjaga dengan adanya peryataan sikap ini,” tegas Wagiman.
Hadir pada acara tersebut, Waka Polres Kebumen Kompol Christian Aer, yang didampingi Kabag Ops Polres Kebumen Kompol Suyatno dan Kasat Sabhara Polres Kebumen AKP Krida Risanto.
Hadir pula tokoh agama Islam Gombong, Mohamad Abdul Giri (53), serta Ketua Paguyuban Umat Buddha Kebumen Wagiman (63), dan para ketua Vihara se-Kabupaten Kebumen.
Selain mengecam peristiwa di Myanmar, dalam acara tersebut, para peserta membuat pernyataan sikap tegas atas konflik di Myanmar yang berkepanjangan agar segera disudahi.
Mohamad Abdul Giri, dalam kesempatan itu mengatakan agar persatuan dan kesatuan antar umat di Indonesia harus terus dijaga. Dirinya mewakili umat Islam di Kebumen, meminta agar umat islam selalu “tabayyun” jika menerima informasi.
Pihaknya meminta pernyataan sikap ini bukan hanya sekedar msuyawarah dan tanda tangan saja. "Namun juga disampaikan kepada pusat jika di Kebumen menolak aksi kekerasan di Myanmar," tegasnya.
Sementara Wakapolres Kebumen Kompol Cristian Aer, berharap Kebumen yang saat ini sudah kondusif akan tetap terjaga.
"Masyarakat dihimbau agar tidak ikut terbawa situasi di Rohingya,” ucap Waka Polres Kebumen melalui Kasubbag Humas Polres Kebumen, AKP Willy Budiyanto.(*)