Santri Kebumen Diminta Ikut Perangi Kemiskinan
Santriwati memegang poster usai mengikuti Apel Hari Sangtri Nasional di Alun-alun Kebumen, Minggu 22 Oktober 2017. |
Menurutnya, momentum hari santri perlu ditransformasikan menjadi gerakan penguatan paham kebangsaaan yang bersintetis dengan keagamaan. Spirit nasionalisme bagian dari iman perlu digelorakan ditengah arus ideologi fundamentalisme agama, komunis, liberalis maupun sekuler.
"Hari santri juga harus digunakan sebagai revitalisasi etos moral kesederhanaan dan spiritualisme sebagai karakter kaum santri. Etos ini penting untuk mencegah korupsi," tegasnya.
Disisi lain, santri juga hidup di tengah era digitak. Era ini, menurut Mohammad Yahya Fuad, memiliki aspek manfaat dan mudharat yang sama-sama besar. Internet telah digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan dakwah islam. Tetapi juga digunakan untuk merusak harga diri dan martabat seseorang dengan fitnah dan berita hoaks.
"Santri perlu meminta memanfaatkan teknologi informasi sebagai media dakwah. Serta sarana menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan," tandasnya.(*)