Bambang Budiyono, Seniman Multitalenta Kebumen Tutup Usia
Jenazah Dalang Bambang Cermo Carito, saat akan dibawa ke peristirahatan terakhir, Rabu 15 November 2017. |
Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Kebumen, Pekik Sat Siswonirmolo, mengatakan sehari sebelumnya, almarhum masih sehat dan masih bercanda dengan keluarganya. Namun, pada Rabu dini hari, penyakit sesak nafas yang dideritanya selama ini kambuh. Bambang Budiyono pun meninggalkan keluarganya untuk selama-lamanya.
"Bukan hanya keluarganya, kami keluarga seniman Kabupaten Kebumen, juga merasa kehilangan," kata Pekik Sat Siswonirmolo, saat melakukan takziyah di kediaman almarhum Bambang Budiyono.
Bambang Budiyono, yang juga Wakil Ketua DKD Kebumen, dikenal sebagai seniman sepuh yang dikenal "entengan". Hingga akhir hayatnya, pria humoris ini masih rutin menjadi narasumber utama bersama Pekik Sat Siswonirmolo pada program televisi "Prasojo", yang ditayangkan Ratih TV Kebumen, setiap Kamis malam.
Hebatnya, dia sama sekali tidak mendapat bayaran dari program tersebut. Belum lagi, setiap Selasa malam dan Jumat malam, melatih karawitan seniman-seniman muda di Pendopo Rumah Dinas Bupati. Semua aktivitasnya itu tanpa bayaran sama sekali. "Padahal almarhum tinggal di Jatijajar dan berangkatnya naik sepeda motor, rutin dijalani seminggu minimal tiga kali," tutur Pekik.
Penampilan terakhir mendiang Dalang Bambang Cermo Carito, saat mengisi program acara Prasojo di Studio Ratih TV Kebumen, Kamis 9 November 2017 pekan lalu. |
Meski profesi utamanya sebagai dalang wayang, namun semasa hidupnya, almarhum Bambang Budiyono mampu memerankan hampir semua kesenian tradisional. Pria humoris ini juga memiliki kemampuan memainkan seluruh instrumen alat musik tradisional, khususnya gending.
Tak heran, dia sering didapuk untuk sekedar memberikan pelatihan 'nggending' maupun menjadi pengrawit untuk mengiringi berbagai acara kesenian. Bapak empat anak ini, mengaku menyukai terhadap seni tradisional sejak masa kanak-kanak.
Bambang Budiyono mandiri menjadi dalang sejak duduk dibangku kelas lima SD. Saat itu, dia merupakan dalang cilik yang sangat diperhitungkan. Bukan hanya mendalang di wilayah Kabupaten Kebumen, tapi sepak terjangnya telah sampai ke Jambi dan sejumlah kota lain di Sumetra maupun Kalimantan.
Bakat seninya yang terasah sejak kecil membuat pria asal Desa Jatijajar Kecamatan Ayah ini mampu berimprovisasi dalam berkesenian. Bersama Kakak dan adiknya, dia menciptakan seni Ketopyang. Yakni kesenian gabungan dari ketoprak dan wayang, atau disingkat Ketopyang. Seni Ketopyang ini merupakan kesenian yang membawa cerita ketoprak, namun ditampilkan dengan wayang.(*)