Calon Tunggal? Pikiran Broker yang Ingin Segera Menarik Setoran - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Calon Tunggal? Pikiran Broker yang Ingin Segera Menarik Setoran

Rekom partai merupakan misteri, membuka peluang bagi para broker untuk beroperasi. Dengan klaim akses ke DPP suatu partai, menjanjikan bisa membantu keluarnya rekom partai bagi bapaslon.
Maskot Pilbup Kebumen 2020
www.inikebumen.net PENDAFTARAN bakal pasangan calon (bapaslon) dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Kebumen Tahun 2020 dijadwalkan pada 16-18 Juni 2020.

Masih cukup waktu untuk menyiapkan segala sesuatu terkait dengan persyaratannya. Karena itu, yang mewacanakan calon tunggal dalam pilbup nanti, hanya broker politik. Lebih spesifik lagi broker politik yang ingin segera  narik setoran.

Realitas politik menunjukkan ada 14 orang yang mendaftar saat pendaftaran bakal calon (balon) Bupati dan Wakil Bupati di DPC PDI-P pada bulan September 2019. Meski kemudian ada yang mengundurkan diri, jumlah itu sudah menunjukkan potensi calon yang siap berkompetisi dalam pilbup.

Mereka yang tak berhasil mendapat rekom dari PDI-P ada yang masih tetap mencari rekom partai lain. Bahkan ada yang mencoba jalur perseorangan (independen), yakni Sujud Sugiarto.

Meskipun akhirnya Sujud Sugiarto gagal mendaftar dari jalur independen, lebih karena faktor teknis, belum selesai input data ke Sistem Informasi Pencalonan (Silon). Dari jumlah dukungan minimal yang dipersyaratkan sebanyak 69.727, sampai batas waktu penyerahan dukungan berakhir, baru 57.477 data yang berhasil diinput.

Sementara dari bukti fisik yang berhasil dikumpulkan, Sujud mengklaim sudah mengumpulkan 122.474 dukungan. Jumlah dukungan yang diperoleh Sujud setidaknya bisa mengindikasikan jumlah pemilih potensial yang tidak akan memilih Arif-Rista, bapaslon yang sudah mendapat rekom PDI-P.

Jangan lupa pula, bahwa tidak semua kandidat yang mau maju dalam Pilbup 2020 berpikiran untuk berharap mendapat rekom PDI-P. Sehingga di luar 14 orang yang mendaftar ke PDIP, masih ada kandidat lain yang akan berjuang mendapatkan rekom dari partai lain.

Bagaimana bisa mendapatkan rekom partai masih sebuah misteri. Apa yang disampaikan di permukaan tak selalu sama dengan apa yang terjadi di bawah permukaan. Bisakah mendapatkan rekom partai hanya dengan mengajukan sebuah stofmap berisi persyaratan, sebagaimana foto-foto yang dipublikasikan di setiap pendaftaran bapaslon.

Apakah dibawah permukaan tidak diikuti dengan penyerahan koper (berisi uang tentunya) sebagai mahar? Karena rekom partai merupakan misteri, membuka peluang bagi para broker untuk beroperasi. Dengan klaim akses ke DPP suatu partai, menjanjikan bisa membantu keluarnya rekom partai bagi bapaslon.

Sebagaimana ungkapan "tak ada makan siang gratis", demikian juga kerja broker dalam membantu mendapatkan rekom partai. Dalam broker politik tak akan ada istilah pasca bayar, minimal harus cash and carry, ada dana ada rekom.

Sampai di sini bisa ditebak kan? Mengapa ada beberapa pihak yang mewacanakan calon tunggal?(*)

Kang Juki
Penulis adalah aktivis media sosial.
Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>