Buah dari Ibadah Ramadhan - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Buah dari Ibadah Ramadhan

Dari sini kita bisa mengevaluasi diri, sejauh mana ibadah puasa yang dilaksanakan sudah mendekatkan pada pencapaian derajat takwa
Buah dari Ibadah Ramadhan
Kang Juki
INI Kebumen - BULAN Ramadhan hampir saja usai. Bila kita menjalankan ibadah puasa dengan benar, maka sudah semestinya akan semakin mendekatkan pada pencapaian tujuan, yaitu menjadi orang yang bertakwa (QS Al Baqarah 183).

Orang bertakwa bukanlah orang suci yang tak pernah berbuat salah, tidak pernah punya masa lalu yang kelam dan tak pernah berbuat dosa sama sekali. Bukan seperti itu kriteria orang yang bertakwa.

Dalam surat Ali Imran ayat 135 disebutkan kriteria orang yang bertakwa antara lain: "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengumpuni dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui."

Merujuk pada ayat tersebut, kriteria penting dari orang bertakwa adalah begitu ingat Allah segera menghentikan perbuatan dosanya tanpa menunda-nunda lagi.

Karena itu seorang yang bertakwa akan berterima kasih kepada orang yang mau mengingatkannya saat berbuat salah, bukan malah marah-marah lalu mencari-cari kesalahan orang yang mengingatkannya tersebut.

Untuk bisa memiliki kriteria orang bertakwa tersebut, maka kita juga harus bisa memiliki kriteria orang beriman. Karena orang berimanlah yang melalui ibadah puasa, bisa ditingkatkan derajatnya menjadi orang bertakwa.

Salah satu kriteria orang beriman adalah bisa mengambil manfaat dari peringatan yang diberikan orang lain. Disebutkan dalam surat Adz Dzariyat ayat 55, "Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman."
Sehingga saat ada orang yang memberi peringatan, orang beriman akan mengambil manfaatnya, orang bertakwa langsung menghentikan perbuatannya bila tahu yang dilakukannya adalah dosa.

Sebaliknya orang kafir tidak akan terpengaruh dengan peringatan tersebut. Dari sini kita bisa mengevaluasi diri, sejauh mana ibadah puasa yang dilaksanakan sudah mendekatkan pada pencapaian derajat takwa.

Hanya masing-masing pribadi yang tahu dosa-dosa besar apa yang dilakukannya sebelum datangnya Ramadhan. Demikian juga dengan kualitas ibadahnya selama bulan Ramadhan.

Bagaimana keadaannya nanti setelah bulan Ramadhan, menunjukkan berhasil tidaknya ibadah puasa yang telah dijalankan.

Jika usai Ramadhan kita masih juga menjalani dosa-dosa besar atau tidak mengalami peningkatan dalam beribadah, kita patut khawatir, ibadah puasa kita tak membawa hasil. Walaupun selama bulan Ramadhan, kita juga rajin menjalankan ibadah lainnya seperti shalat tarawih, tadarus atau banyak bersedekah.

Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah ra dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan pahalanya selain lapar, dan berapa banyak orang yang shalat malam tidak mendapatkan selain begadang." (HR Ibnu Majah no. 1680, hadis hasan menurut Muhammad Nashiruddin Al Albani).

Semoga kita semua terhindar dari amal yang sia-sia. Untuk itu mari kita mulai tinggalkan dosa-dosa besar yang sebelumnya masih dilakukan dan hindari dosa-dosa kecil yang terlanjur jadi kebiasaan.

Selanjutnya meningkatkan amal ibadah sesuai kemampuan tanpa harus menunda-nunda lagi. Mudah-mudahan kita bisa benar-benar menjadi orang bertakwa. Aamiin.(*)

Kang Juki
Penulis adalah jamaah Masjid Agung Kauman, Kebumen.
Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>