Setelah Klaster Besar Covid-19 Meletus di Kebumen - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Setelah Klaster Besar Covid-19 Meletus di Kebumen

Oleh: Muh. Ma'rufin Sudibyo

Setelah Klaster Besar Covid-19 Meletus di Kebumen
Santriwati akan mengikuti tes swab 
INI Kebumen - KLASTER  besar Covid–19 meletus di bumi Kebumen, enam bulan setelah wabah mulai berkecamuk di sini. 

Beranggotakan 52 orang, klaster besar tersebut setara 15 % kasus akumulatif Covid–19 di Kabupten Kebumen. 

Berawal dari sebuah kasus positif yang terisolasi, klaster besar pun terbentuk saat virus menjalar ke lahan ideal pembiakannya : kerumunan orang banyak yang berkumpul dalam satu lokasi untuk kurun waktu cukup lama. 

Dukungan kita sepenuhnya bagi para pasien dalam klaster besar ini agar dapat melewati saat–saat sulit dengan baik dan sehat kembali. Serta agar klaster besar ini tidak berkembang lagi dan juga tak terulang ke depan.

Sebuah klaster besar Covid–19 sedang terjadi di Kabupaten Kebumen yang mengambil lokasi di Desa Bandung di pojok timur laut kota Kebumen. Dinamakan klaster besar sebab memiliki anggota relatif besar untuk ukuran wabah Covid–19 di Kabupaten Kebumen. 

Yaitu mencapai 52 orang yang setara dengan 15 %  kasus akumulatif Covid–19 di Kabupaten Kebumen berdasarkan posisi data Sabtu 19 September 2020. Anggotanya meliputi penduduk desa dan civitas academica lembaga pendidikan pondok pesantren.

Klaster besar Bandungsruni diduga terkait dengan kasus positif yang sebelumnya sudah terjadi pada penduduk desa tersebut di akhir Agustus lalu. Seorang warga desa yang memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah tertular Covid–19. 

Ia kemudian dirawat di ruang isolasi khusus rumah sakit terdekat meski dengan gejala (simptom) ringan. Ia kemudian dinyatakan sembuh dalam 2 minggu berikutnya.

Selama periode infeksius (yakni 10 + 3 hari sejak gejala sakit dimulai), salah satu civitas academica lembaga pendidikan di desa tersebut adalah salah satu kontak–eratnya. Perebakan dalam lingkungan lembaga pendidikan itu pun terjadi sepanjang minggu pertama dan kedua September 2020. 

Perebakan dipercepat oleh pendeknya jarak antar–orang yang berinteraksi serta oleh situasi pencahayaan dan ventilasi. Terdapat 45 orang yang terjangkit dan hampir seluruhnya merupakan remaja. Di luar lembaga pendidikan tersebut, perebakan juga terjadi dan menulari 7 orang.

Simptom Ringan

Seluruh anggota klaster besar Bandungsruni mengalami simptom ringan yang didominasi demam, sakit kepala dan mual. 

Terdapat beberapa gejala tambahan yang dirasakan beberapa anggota klaster besar ini, mulai dari muntah, sakit tenggorokan, sesak nafas, nyeri dada, batuk pilek, diare, lemas tak bertenaga, tubuh pegal–pegal hingga anosmia (hilangnya kemampuan penciuman dan perasa untuk sementara). 

Simptom ringan maupun simptom tanpa gejala (asimptom) adalah bentuk umum dari penyakit Covid–19 di Indonesia. Secara empirik jumlah simptom ringan–asimptom mencakup lebih dari 90 % penderita Covid–19 sehingga hanya kurang dari 10 % saja yang mengalami simptom berat sampai fatal. 

Dominasi simptom ringan–asimptom merupakan jawaban mengapa mayoritas penderita Covid–19 dapat sembuh kembali, baik di Indonesia maupun mancanegara. 

Namun saat kita terinfeksi Covid–19, pada dasarnya kita sedang berjudi dengan nasib. Terdapat sejumlah faktor komorbid yang meliputi usia, tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan pernafasan, gangguan ginjal, gangguan imunitas permanen, kanker, kencing manis hingga kehamilan. 

Faktor–faktor ini bisa memperparah simptom Covid–19, bahkan hingga mencapai fatal. Dengan perilaku umum orangIndonesia yang enggan memeriksakan kesehatannya secara menyeluruh, maka sangat sulit memprakirakan apakah kita akan mengalami simptom ringan ataukah berat manakala tertular virus penyebab penyakit Covid–19 ini. Apalagi sebagai penyakit baru, tidak seluruh gejalanya telah diketahui hingga saat ini. 

Pelajaran sangat berharga dari klaster besar Bandungsruni adalah betapa penyakit baru itu demikian lihai menyelinap dan menyerang dari sudut yang tak pernah diduga sebelumnya. 

Dari sebuah kasus positif yang sesungguhnya terisolasi, virus menjalar melalui sosok kontak–erat menuju ke lahan ideal pembiakannya : kerumunan orang banyak yang berkumpul dalam satu lokasi untuk kurun waktu yang cukup lama.

Pelajaran Berharga

Belajar dari terbentuknya klaster besar ini, pemerintah Kabupaten Kebumen seharusnya mengambil langkah–langkah lebih ketat agar hal serupa tak terulang. Kegiatan–kegiatan kerumunan dan pengumpulan massa sebaiknya dilarang untuk sementara. 

Kecuali aktivitas yang menentukan hajat hidup orang, yang harus bisa diselenggarakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat. 

Rencana kegiatan belajar mengajar secara langsung (tatap muka), seharusnya ditunda dahulu. Demikian pula aktivitas perkantoran yang sifatnya administratif. 

Pengetatan tersebut seharusnya juga diikuti dengan perubahan perilaku penduduk Kebumen, bahwa mencegah tertulari penyakit Covid–19 jauh lebih baik ketimbang mengobatinya. 

Dalam setiap aktivitas di luar rumah kita, pastikan bahwa kita mematuhi 3M (mengenakan masker–mencuci tangan yang benar–menjaga jarak fisik). Dan dalam setiap aktivitas dalam ruangan yang bukan di kediaman kita, pastikan bahwa selain 3M kita juga mematuhi VJD (ventilasi ruangan–jaga jarak fisik–durasi aktivitas). 

Kegiatan yang melibatkan beberapa orang yang dilakukan pada ruangan dengan sirkulasi udara / ventilasi baik, menjaga jarak fisik antar tempat duduk dan durasi kegiatan yang singkat memiliki resiko lebih rendah dalam penularan Covid–19. 

Kita berharap bahwa klaster besar Bandungsruni adalah yang pertama dan terakhir terjadi dalam masa pandemi Covid–19 di Kabupaten Kebumen. 

Namun selain berdoa, harapan itu juga harus diwujudkan dengan usaha yang kuat dan sungguh–sungguh. Hanya dengan kesungguhan dan keteguhan hati, pandemi ini bisa dilalui.(*) 

Muh. Ma'rufin Sudibyo

Putra Kebumen, pegiat mitigasi bencana

Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>