Susah Sinyal, ORARI Kebumen Fasilitasi Belajar Jarak Jauh Pakai HT
ORARI Lokal Kebumen menyiapkan 25 HT, 2 base station dan menerjunkan 20 relawan.
Peserta didik belajar dengan HT |
Di daerah tertentu di Kebumen solusi ini justru menjadi persoalan baru. Seperti di SD Negeri Desa Kalijering Kecamatan Padureso, misalnya.
Kondisi topografi yang berbukit dan berada di cekungan membuat desa ini tak terjangkau sinyal penyedia layanan telekomunikasi.
Termasuk tidak terjangkau oleh siaran radio milik Pemkab Kebumen. Jika ingin mendapat sinyal, siswa harus naik ke daerah yang lebih tinggi. Sesampainya di atas, sinyal pun tak stabil.
Melihat kondisi ini, Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI) Lokal Kebumen tergerak untuk membantu para siswa. Yakni membantu proses pembelajaran dengan perangkat handy talky alias HT.
"Dinas Pendidikan dan ORARI Lokal Kebumen mencoba menjembatani masalah ini khususnya di daerah yang betul-betul tidak ada sinyal, baik internet maupun sinyal BTS," Ketua ORARI Lokal Kebumen Dani Halim, Senin, 7 September 2020.
HT Ditempatkan di 17 Titik
Peserta didik mendengarkan suara guru dari HT |
Pihaknya menyiapkan 25 HT, 2 base station dan 20 relawan dalam layanan itu. Perangkat itu ditempatkan di 17 titik lokasi peserta didik dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Peserta didik menggunakan HT untuk mendengar pelajaran sang guru.
Sedangkan, guru akan mengajar secara bergantian dari perangkat yang telah disiapkan di SD setempat. Pembelajaran melalui HT di SD Kalijering efektif mulai Senin, 7 September 2020.
Pada hari pertama ini, peserta didik dan tenaga pendidik dilatih menggunakan perangkat HT atau radio.
"Ini sepertinya jangka lama, ORARI akan melakukan pendampingan selama 5 hari. Setelah itu akan dilepas, tapi tetap dijaga oleh tim teknis," ujarnya.
Pembelajaran Lebih Efisien
Guru mengajar melalui HT |
Kepala SD Negeri Kalijering, Sugihono, mengatakan pihaknya menerapkan pembelajaran Daring sejak akhir Maret 2020 lalu.
Namun, selama ini terkendala sinyal telekomunikasi. Sehingga tidak bisa menjangkau semua peserta didik.
"Selama ini guru menulis membuat tugas, kemudian difoto dan dikirim melalui WA Paguyuban Wali Siswa. Tapi kadang pesannya tidak sampai," ungkapnya.
Dengan bantuan HT dari ORARI, pihaknya meyakini proses pembelajaran jarak jauh akan lebih efektif. Terbukti pada hari pertama, baik guru maupun peserta didik sangat antusias.
"Alhamdulillah mulai hari ini pembelajaran melalui HT, mudah-mudahan ke depan lancar," tuturnya.(*)