Hemat BBM, Petani Kebumen Mulai Konversi Gas Elpiji untuk Mesin Pompa Air - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Hemat BBM, Petani Kebumen Mulai Konversi Gas Elpiji untuk Mesin Pompa Air

Tingkatkan Produktivitas, Petani Kebumen Terima 400 Paket Konversi BBM ke BBG

Hemat BBM, Petani Kebumen Mulai Konversi Gas Elpiji untuk Mesin Pompa Air
Bupati Yazid Mahfudz bersama Rofik Hananto meninjau bantuan pompa air.
INI Kebumen, KEBUMEN - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) membagikan 400 paket program konversi BBM ke BBG untuk mesin pompa air kepada  petani di Kabupaten Kebumen. 

Bantuan ini untuk mendukung produktivitas petani dengan menekan biaya bahan bakar serta memberikan energi yang bersih.

Penyerahan paket bantuan berupa  pompa air, selang, elpiji 3 kg, regulator, dan perangkat konverter lainnya secara simbolis digelar di Gudang Cadangan Pangan Pemkab Kebumen, Jumat 23 Oktober 2020.

Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto, Kepala Pusat Pengelola Barang Milik Negara Kementerian ESDM Hufron Arofi dan Sales Branch Manager IV Pertamina Tegal Adeka Sangtraga Hitapriya.

Bupati Yazid Mahfudz berterimakasih kepada Kementerian ESDM dan Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto atas pendistribusian paket konversi BBM ke BBG tersebut. 

"Tahun ada 400 petani. Ini adalah komitmen pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah untuk membantu para petani," kata Yazid Mahfudz.

Ia berharap bantuan ini akan meningkatkan kesejahteraan petani. 

"Saya minta agar para petani merawat dan menggunakan bantuan ini dengan baik. Sehingga bisa dirasakan manfaatnya, terlebih untuk peningkatan perekonomian," pintanya.

Rofik Hananto mengatakan program konversi pertanian menggunakan gas sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 38 tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG Tabung 3 Kg untuk 

Kapal Penangkap ikan Bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air bagi Petani Sasaran. 

"Ini memang benar-benar membantu petani karena hemat. Kalau BBM petani bisa keluar Rp 40 ribu sehari, kalau BBG hanya sekitar Rp 20 ribu," ujar Rofik. 

Diyakini dengan pemanfaatan bahan bakar gas, petani bisa menghemat pengeluaran operasionalnya hingga 30-50%. 

Perawatan mesin dengan elpiji juga cenderung lebih mudah ketimbang mesin dengan BBM. Selain itu kadar emisi gas buang juga lebih sedikit sehingga berdampak baik untuk lingkungan.  

Rofik meminta agar paket konversi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para petani dan diharapkan pada tahun berikutnya petani yang dapat menikmati program ini bertambah jumlahnya.

"Tahun depan ada 28.000 paket untuk petani di seluruh Indonesia. Termasuk untuk di Kebumen," imbuhnya.

Petani penerima paket perdana harus memenuhi kriteria. Yaitu petani pemilik lahan dengan luas lahan maksimal 0,5 hektar, untuk transmigrasi maksimal 2 hektar dengan menunjukan dokumen kepemilikan lahan. 

Kemudian, memiliki identitas petani yang direkomendasikan oleh kepala desa/camat, dan disahkan oleh kepala daerah dan atau kepala dinas pertanian setempat. 

Selanjutnya, memiliki identitas KTP, KK dan Kartu Tani, memiliki pompa air dengan mesin pengerak lebih kecil 6,5 HP, belum pernah menerima bantuan yang sejenis (mesin pompa air) dan mesin pompa air yang dimiliki berbahan bakar bensin. (*)

Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>