Strategi Ganda Melawan Korona di Pondok Pesantren Kebumen - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Strategi Ganda Melawan Korona di Pondok Pesantren Kebumen

Oleh: Muhsinun MEI  & Ma’rufin Sudibyo

Strategi Ganda Melawan Korona di Pondok Pesantren Kebumen
Santri Ponpes Nurul Hidayah
INI Kebumen - KLASTER penyakit Covid–19 pada pondok–pondok pesantren di Kabupaten Kebumen untuk saat ini secara resmi telah dinyatakan berakhir mulai Kamis 15 Oktober 2020 / 27 Shafar 1442 H lalu. 

Dalam tulisan sebelumnya klaster pondok pesantren Kabupaten Kebumen memiliki jumlah akumulatif 225 kasus. 

Jika dibandingkan dengan seluruh kasus Covid–19 pondok pesantren Indonesia yang mencapai 1.510 kasus, maka klaster pondok pesantren di Kabupaten Kebumen tergolong besar. Satu dari setiap tujuh kasus Covid–19 pada pondok pesantren Indonesia adalah terjadi di Kabupaten Kebumen. 

Maka bagaimana klaster Covid–19 pada pondok–pondok pesantren di Kabupaten Kebumen dapat diatasi hingga saat ini menjadi hal yang menarik. Khususnya dalam konteks hablum minannas.  

Ulasan ini tentunya bukan untuk berbangga diri ataupun berpuas diri. Namun sebagai bahan pembelajaran bersama di tengah wabah Covid–19 yang masih terus merembang di cakrawala. 

Di awal mula klaster berkembang, rasa terkejut, setengah tak percaya, penyangkalan dan juga setengah takut memang sempat mengemuka. Hal–hal semacam itu bukanlah khas pondok pesantren saja, karena juga dijumpai pada komponen masyarakat Indonesia umumnya saat diinformasikan terjangkiti Covid–19. 

Sebelum klaster terjadi, sebagian pondok pesantren sempat berpandangan bahwa penyakit Covid–19 adalah aib. Maka manakala klaster mulai berkembang, sebagian pondok pesantren cenderung menutup akses. 

Penutupan akses ini semacam ini juga sempat terjadi pada klaster Covid–19 di berbagai pondok pesantren maupun sekolah berasrama lainnya di Indonesia.  

Sebagai upaya untuk mengatasi klaster pondok pesantren ini, dibentuklah Tim Peduli Covid–19 PCNU Kebumen yang meliputi unsur Lembaga Penanggulangan Bencana dan perubahan Iklim (LPBI NU), Lembaga Kesehatan (LKNU), Rabithatul Maahid Islamiyah atau asosiasi pondok pesantren NU (RMI) dan Banser Ansor. 

Tim peduli segera bekerja sama dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid–19, Dinas Kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Palang Merah Indonesia (PMI) dan Polres Kebumen. 

Preventif

Berdasarkan data dan pemetaan cepat serta berkaca pada suksesnya penanganan klaster sejenis di daerah lain, maka disepakati strategi penanganan klaster pondok pesantren di Kabupaten Kebumen dibagi ke dalam dua bagian. Yakni strategi preventif dan strategi kuratif. 

Strategi preventif atau pencegahan bertujuan utama mencegah penyebaran virus penyakit Covid–19 ke pondok–pondok pesantren yang masih steril. 

Tujuan lainnya adalah membuka jalur komunikasi sekaligus membangun rasa percaya bahwa pondok–pondok pesantren tidaklah sendirian dalam menghadapi wabah ini. 

Di awal mula berhasil digelar sosialisasi tanggap darurat Covid–19 yang melibatkan 120 pondok pesantren di Kabupaten Kebumen. Sosialisasi menekankan protokol kesehatan yang bertitik tolak pada 3M (memakai masker, rajin mencuci tangan yang benar dan menjaga jarak fisik) untuk menjadi perhatian bersama. 

Demikian halnya VJD (ventilasi yang baik, jaga jarak fisik dan durasi pertemuan yang singkat) jika pondok pesantren hendak menyelenggarakan kegiatan dalam ruangan. 

Guna membuka jalur komunikasi sekaligus mengikuti tradisi santri, Tim Peduli Covid–19 PCNU pun tak segan–segan berkeliling antar pondok pesantren. Selain sowan kepada kyai pengasuh dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, tim juga menyosialisasikan tanggap darurat Covid–19. 

Sekaligus mendistribusikan bantuan handshop, hand sanitizer, aneka vitamin dan bahan minuman rempah–rempah (wedang jahe dan temulawak) yang dihimpun dari berbagai donatur maupun dari Tim Peduli Covid–19 PBNU, Kementerian Tenaga Kerja RI dan Kementerian Agama RI.

Sebagai tindak lanjutnya adalah dibentuknya satgas Jogo Santri pada setiap pondok pesantren. Konsep Jogo Santri merupakan turunan dari konsep Jogo Tonggo yang dikembangkan di tingkat Provinsi Jawa Tengah, yang disesuaikan dengan lingkungan dan kekhasan pondok pesantren. 

Satgas Jogo Santri bertugas memperketat penerapan protokol kesehatan. Kunjungan orang luar ke pondok pesantren (sambangan atau jengukan) juga sangat dibatasi. 

Baca juga: Klaster Covid-19 Pondok Pesantren Kebumen Telah Usai

Secara fisik Satgas mengelola dan mendata suhu tubuh para santri. Lingkungan pondok pesantren juga dibersihkan dengan cairan desinfektan secara berkala. Bagi setiap santri dan pengunjung, membersihkan tangan (baik dengan hand sanitizer maupun sabun) sangat ditekankan. 

Jam olahraga bagi para santri pun ditambah sebagai salah satu upaya meningkatkan imunitas. Sedangkan secara psikis, Satgas menjaga setiap pondok pesantren menggelar doa bersama disertai pembacaan shalat thibbil qulub secara berkala. 

Melalui jaringan komunikasi yang terbangun, sosialisasi terus digelar secara berkala ke pondok–pondok pesantren. Baik dalam wujud tatap muka maupun virtual (melalui media Zoom). Sebagai turunan dari sisi virtual, maka Tim Peduli Covid–19 PCNU kemudian juga membuka layanan komunikasi on call dan SMS. 

Semula ditujukan hanya bagi pondok pesantren yang membutuhkan. Tapi pada akhirnya layanan ini diperluas hingga mencakup siapapun Nahdliyin di Kabupaten Kebumen yang memerlukannya. 

Dengan terbukanya dan intensifnya komunikasi intensif maka akses pun terbuka. Sehingga memungkinkan santri–santri di berbagai penjuru yang bergejala ringan hingga sedang untuk dideteksi. Dengan begitu penanganan bisa dilakukan lebih dini. 

Strategi Kuratif

Sedangkan strategi kuratif atau pengobatan bertujuan utama mengobati santri dan ustadz / ustadzah yang sudah terinfeksi Covid–19. Karena sifat virus penyakit Covid–19 hanya diemban oleh manusia, maka strategi ini sekaligus berupaya melokalisir wabah dengan membatasi pergerakan kasus di klaster agar tidak semakin menyebar. Pondok pesantren yang menjadi klaster pun untuk sementara ditutup.

Di samping itu Tim Peduli Covid–19 PCNU bersama unsur–unsur pemerintahan terkait juga mengambil langkah tak biasa yang selama ini hanya sebatas wacana di Kabupaten Kebumen. 

Yakni menempatkan para penyintas untuk bersama–sama dalam ruang khusus karantina dalam satu lokasi di pondok pesantren. 

Konsep isolasi bersama ini mengacu penanganan klaster besar pondok pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi tempo hari yang cukup sukses. 

Jika mengacu pada keputusan Menteri Kesehatan RI, maka isolasi di luar rumah sakit rujukan hanya diperuntukkan bagi penyintas yang tanpa gejala atau bergejala ringan. 

Patut disyukuri bahwa hampir segenap kasus pada klaster pondok pesantren di Kabupaten Kebumen adalah demikian. Hanya sedikit saja yang bergejala sedang saja yang kemudian dirujuk ke rumah sakit. 

Dalam konsep isolasi bersama ini maka manajemen ruang khusus karantina dikelola dengan baik. Kebutuhan makan dan minum penderita dipasok oleh dapur umum yang dibuka di dekat lokasi. 

Penyintas didorong untuk cukup beristirahat, juga diarahkan memperbanyak istighfar, sholawat dan bermunajat kepada Alloh SWT secara berkala. Terdapat juga jadwal berolah raga setiap hari di bawah sinar Matahari pagi. Dikembangkan pula pembekalan keterampilan adaptif. 

Tim Peduli Covid–19 PCNU membuka layanan psikososial dengan secara rutin memantau para penyintas dalam masa karantinanya melalui video call. 

Motivasi dan dukungan terus–menerus dipompakan. Selain mengetahui kondisi santri secara berkala, pada saat yang sama kebutuhan tiap santri penyintas pun dapat diketahui. 

Dengan upaya–upaya tersebut, para penyintas diharapkan dapat selalu berfikir positif dan bugar sehingga meningkatkan imunitas tubuh. Karena hanya dengan peningkatan imunitas maka virus penyakit Covid–19 dapat diatasi oleh tubuh penyintasnya sendiri.

Strategi kuratif juga meningkatkan pelacakan (tracing) khususnya terhadap orang–orang terdekat yang berinteraksi langsung dengan para penyintas. Pelacakan dilaksanakan secara berjenjang. 

Dimulai dari bagian pondok pesantren (misalnya bagian santriwati), lalu berkembang ke bagian lain (misalnya bagian santri) dan kemudian berkembang ke pemukiman di sekeliling pondok pesantren. 

Setiap orang yang terkonfirmasi positif Covid–19 dalam pelacakan berjenjang ini kemudian turut menjalani isolasi bersama. Dalam praktiknya tracing dikerjakan oleh Puskesmas Kebumen 1, Puskesmas Kebumen 3, Puskesmas Petanahan dan Puskesmas Alian. 

Alhamdulillah, dengan pertolongan Alloh SWT semata maka kedua strategi yang dijalankan secara simultan tersebut membuahkan hasil. Hanya dalam beberapa hari, gejala–gejala yang semual diderita para penyintas di ruang khusus karantina pun menghilang. 

Penyintas yang sempat dirawat di rumah sakit juga menunjukkan perkembangan menggembirakan hingga akhirnya diperkenankan pulang.(*) 

Muhsinun MEI, Tim Peduli Covid–19 PCNU Kebumen

Ma’rufin Sudibyo, Putra Kebumen, pegiat mitigasi bencana

Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>