Kandi Bodol, Sindiran untuk Elite Partai - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Kandi Bodol, Sindiran untuk Elite Partai

Jumlah baner yang dipasang kian meningkat usai pertemuan relawan kotak kosong dari 26 kecamatan di Sempor, Minggu 8 November 2020 lalu. 

Kandi Bodol, Sindiran untuk Elite Partai
Salah satu spanduk kandi bodol
INI Kebumen, KEBUMEN - Reaksi masyarakat terhadap even Pemilihan Bupati (Pilbup) Kebumen tahun 2020 yang hanya memunculkan pasangan calon (paslon) tunggal terus berdatangan. 

Awalnya reaksi itu ditunjukkan dengan puluhan baner yang dipasang di berbagai lokasi, berisi ajakan untuk tidak golput tapi memilih kolom/kotak kosong saja.

Jumlah baner yang dipasang kian meningkat usai pertemuan relawan kotak kosong dari 26 kecamatan di Sempor, Minggu 8 November 2020 lalu. 

Belakangan disusul munculnya spanduk unik, dari kandi bodol (karung bekas), yang dipasang di berbagai pelosok desa atau di tempat orang berjualan. Intinya sama, ajakan untuk tidak golput dengan memilih kolom/kotak kosong.

Dana Sukarno, warga Desa Arjomulyo Kecamatan Adimulyo, merupakan salah satu pemrakarsa dan pemasang spanduk kandi bodol tersebut.

"Berawal dari jeritan hati nurani masyarakat yang terluka oleh sikap elit partai yang tidak bisa melahirkan kader untuk mencalonkan diri. Dan yang lebih melukai masyarakat itu, justru calon tunggalnya dari keluarga koruptor. Padahal masyarakat Kebumen sedang berjuang untuk melawan para koruptor," ujar Dana mengemukakan latar belakang dibuatnya spanduk dari kandi bodol, Kamis 19 November 2020  di Kebumen.

Menurut Dana, kalau elite partai memahami aspirasi masyarakat tentunya yang diusung adalah figur yang belum tercemari kasus korupsi.

"Suaminya masih di penjara karena kasus korupsi, istrinya malah menjadi calon wakil bupati. Apa yang membuat masyarakat bisa percaya jika saat menjabat nanti tidak korupsi?" tanya Dana.

Dikatakan Dana, masyarakat makin kecewa karena calon bupatinya yang merupakan Wakil Bupati Kebumen sekarang, bukanlah figur yang bisa dibanggakan.

"Banyak masyarakat yang tidak mengenal, tahu-tahu jadi Wakil Bupati Kebumen. Lalu sedikit-sedikit kegiatannya diposting di facebook," cerita Dana.

Kesan yang ditangkap Dana, acara-acara seremonial hendak dikemas seolah-olah merupakan kinerja bagus Wakil Bupati Kebumen yang sekarang menjadil calon tunggal Bupati Kebumen.

"Dari sini kami berpikir, buat apa membuat baner yang bagus-bagus untuk mengajak masyarakat memilih kolom/kosong. Elite partai yang kami hadapi saja tidak berkualitas," tegas Dana.

Maka Dana dan para relawan koko mulai mengumpulkan kandi bodol untuk dibuat spanduk koko. Selain untuk mengedukasi masyarakat akan hak-hak politiknya, spanduk dengan kandi bodol itu juga untuk menyindir kualitas elite yang tak layak dibanggakan.

"Jadi kalau spanduk koko dari kandi bodol ini dinilai jelek, kurang artistik dan sebagainya, seperti itu pula penilaian kami terhadap elite partai yang dihadapi pegiat kolom kosong, dalam pilbup nanti," pungkas Dana sambil mengemasi spanduk kandi bodol yang mau dipasang di beberapa lokasi.(*)

Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>