Pembelajaran Tatap Muka Dimulai, Ganjar Minta Kedepankan "5 Siap" - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Pembelajaran Tatap Muka Dimulai, Ganjar Minta Kedepankan "5 Siap"

“Jadi siap-siap ini penting untuk mereka, nah setelah itu baru silakan melaksanakan (PTM)," ujarnya.

Pembelajaran Tatap Muka Dimulai,  Ganjar Minya Kedepankan "5 Siap"
Pembelajaran tatap muka mulai diujicoba
INI Kebumen SEMARANG - Sebanyak   2.539 sekolah di Jawa Tengah yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). 

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap pelaksanaannya dapat dikontrol dengan baik dan mengedepankan prinsip '5 siap'. 

“Perhari ini sudah kita mulai PTM. Sampelnya sudah mulai kita pantau, dan tadi pagi saya melihat salah satu SMP juga ternyata sudah melaksanakan SOP-nya sudah bagus,” kata Ganjar usai memimpin rapat penanganan Covid-19 dengan kabupaten/kota se-Jawa Tengah secara daring di Kantor Gubernur, Senin, 30 Agustus 2021.

Diinformasikan, 2.539 sekolah itu terdiri dari 2.401 pendidikan dasar yakni PAUD, SD dan SMP yang tersebar di Cilacap, Banjarnegara, Kebumen, Rembang, Semarang, Kendal, Pemalang, dan Kota Semarang. 

Kemudian terdapar 4 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang melaksanakan simulasi PTM di Purbalingga, Jepara dan Demak. Sementara jenjang SMK total 67 sekolah dengan rincian 15 sekolah melaksanakan simulasi PTM dan 52 lainnya PTM terbatas tersebar di 19 kabupaten/kota. 

Jumlah yang sama juga untuk jenjang SMA yakni sebanyak 67 sekolah. Rinciannya, 22 sekolah melaksanakan simulasi PTM dan 45 sekolah melaksanakan PTM Terbatas. Untuk SMA tersebar di 17 Kabupaten/Kota. 

Lebih lanjut, Ganjar mengungkapkan ada prinsip '5 siap' yang harus dicermati oleh kabupaten/kota dalam pelaksanaan PTM, antara lain Siap sekolahnya, Siap gurunya, Siap siswanya, Siap orang tuanya dan Siap daerahnya. 

“Jadi siap-siap ini penting untuk mereka, nah setelah itu baru silakan melaksanakan (PTM)," ujarnya. 

Ganjar mengatakan, dirinya akan terus memantau pelaksanaan PTM. Seperti pagi tadi, dirinya menengok pelaksanaan PTM di SMPN 13 Kota Semarang. Menurutnya, SOP terkait pencegahan penyebaran sudah bagus. Ganjar menyarankan, hal itu masih bisa ditingkat dengan meminimalisir penyebaran yang mungkin muncul di perjalanan pergi-pulang sekolah. 

“Sebaiknya diantar orang tua dan pulangnya juga mesti dijemput oleh orang tuanya sehingga memastikan mereka beres ( tidak tertular ),” tegasnya. 

Tidak hanya itu, Ganjar juga mengapresiasi penerapan sistem pembagian kelas dan jam belajar di sekolah itu. 

“Cara membagi waktunya juga bagus 50 persen per level kelas, jadi kelas 7 bareng-bareng nanti selesai dia pulang terus kemudian kelas 8 setelah itu kelas 9. Kalau kita melihat proses ini, mudah-mudahan (sekolah ) mulai berjalan dengan kebiasaan-kebiasaan baru,” pungkasnya.(*)

Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>