Bupati Purworejo Panen Perdana Jagung di Lahan Demplot Depokrejo
"Ini diharapkan menjadi solusi peningkatan hasil pertanian dengan teknologi tepat guna,"
Bupati Purworejo melakukan panen perdana jagung di lahan Demplot Depokrejo. |
Bupati Purworejo RH Agus Bastian, mengatakan komoditas jagung merupakan unggulan tanaman pangan setelah padi dan kedele atau kacang-kacangan, yang biasa dikenal dengan Pa-Ja-Le.
Komoditas jagung di Purworejo sebagian besar merupakan bahan baku industri pakan ternak dan sebagian kecil digunakan sebagai bahan pangan non beras sekitar 15 persen.
Hal itu dikatakan Agus Bastian, saat meresmikan Rest Area dan Panen Perdana Demplot Jagung Pioneer 35 di Desa Depokrejo, Kecamatan Ngombol, Senin, 22 November 2021.
"Ini diharapkan menjadi solusi peningkatan hasil pertanian dengan teknologi tepat guna," katanya, dikutip INI Kebumen dari website purworejokab.go.id, Senin, 22 November 2021.
Dikatakan Bupati, dirinya mengerti dan memahami kendala yang dihadapi para petani khususnya petani padi. Petani menanam padi namun saat proses pemupukan terkadang terkendala harga pupuk ataupun kelangkaan pupuk yang subsidi, dan masih lagi saat panen harga gabah yang cenderung turun.
"Oleh karena itu kita mendorong penggunaan pupuk organik ini secara masal," ujarnya.
Selain itu, lanjut Bupati, pihaknya masih mengkaji dan mempelajari regulasi-regulasi apakah bisa jika pemerintah kabupaten mensubsidi harga pupuk.
"Jika itu bisa dilakukan saya harap petani akan lebih mudah dalam memperoleh pupuk dengan harga terjangkau. Petani kan pahlawan dalam ketahanan pangan, jadi saya ingin segala kemudahan dapat kita berikan untuk para petani agar para petani semakin bersemangat dalam bercocok tanam,” ungkapnya.
Kepala Dinas PPKP Wasit Diono, menambahkan, jagung yang dipanen tersebut merupakan percontohan dengan menggunakan aplikasi pupuk eco farming fotosintesa yang juga pupuk organik.
"Kepada koordinator PPL Kecamatan saya harapkan mempunyai target lahan yang menggunakan pupuk organik," kata dia.
Menurutnya, beberapa hal telah didalami mengenai demplot jagung di Depokrejo menggunakan eco farming ini, diantaranya dengan luas lahan 1 hektar menggunakan jagung pioneer 35 dapat menghasilkan 11,03 ton.
Sedangkan di lahan yang sama dengan konvensi biasa per hektarnya menghasilkan 5,063 Ton sehingga ada selisih hasil sekitar 6 ton.
Wasit Diono mengajak para petani dan PPL mencari terobosan baru dengan area yang masih ada, untuk meningkatkan pendapatan hasil panen. Eco farming tidak hanya untuk jagung namun juga bisa di aplikasikan untuk tanaman semangka, cabai dan tanaman lainya.
"Kepada para PPL , saya tidak mau para PPL bekerjanya hanya monoton saja namun harus mampu berinovasi dan kompetitif sehingga target target pertanian di Kabupaten Purworejo akan tercapai,” tandasnya.(*)
Sumber: www.purworejokab.go.id