Pandemi, LGNOTA Jateng Tak Kendor Galang Dana untuk Bantu Pendidikan Anak
Ada tiga daerah yang perolehan dananya meningkat, yakni Kabupaten Demak, Karanganyar, dan Wonosobo. Peningkatannya pun hampir tiga kali lipat.
Pengurus LGNOTA Jateng melakukan audiensi dengan Kepala Biro Kesra Setda Jateng. |
Bahkan, terjadi peningkatan dana yang dikumpulkan untuk membantu pendidikan anak-anak.
Hal itu disampaikan Ketua LGNOTA Provinsi Jawa Tengah Zaimatun Ali Mufiz, saat beraudiensi dengan Kepala Biro Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Setda Provinsi Jawa Tengah Imam Masykur, di Gedung A Kantor Gubernur, Jumat, 3 Desember 2021.
Ditambahkan, peningkatan penggalangan dana asuh diketahui saat Rakor 2021 yang diikuti 32 LGNOTA kabupaten/kota, pada 23 Oktober 2021 di Puri Maerokoco. Ada tiga daerah yang perolehan dananya meningkat, yakni Kabupaten Demak, Karanganyar, dan Wonosobo. Peningkatannya pun hampir tiga kali lipat.
Namun, Zaimatun tak menampik jika ada wilayah yang terjadi penurunan potensi calon orang tua asuh. Hal ini karena berkurangnya pendapatan masyarakat sebagai dampak Covid-19.
Untuk itu, pihaknya terus mengajak warga berpartisipasi menjadi orang tua asuh, sebagai upaya pengentasan program wajib belajar pendidikan dasar di Jawa Tengah. Terlebih, pada masa pandemi Covid-19, yang membuat sejumlah anak kehilangan orang tua, dan berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikannya.
Zaimatun mengungkapkan, sejak 1996 hingga 2021, LGNOTA telah merealisasikan penyaluran bantuan senilai Rp44.777.150.000 untuk 359.433 anak asuh. Pada 2021 ini, tercatat 9.558 anak asuh menerima bantuan melalui LGNOTA.
“Sejak dibentuk pada tahun 1996, LGNOTA Provinsi Jawa Tengah tetap eksis menjalankan peran sebagai mitra pemerintah, melalui budaya gotong royong dalam menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar di Jawa Tengah,” bebernya.
Kepala Biro Kesra Imam Masykur mengapresiasi langkah yang dilakukan LGNOTA. Hal itu sejalan dengan upaya pemerintah provinsi dalam pengentasan wajib belajar, khususnya untuk anak-anak yang kurang mampu.
Sementara, Kepala Bidang Data dan Partisipasi Masyarakat Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah Moh Sigit menyampaikan, tercatat 3.265 anak di Jawa Tengah menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu selama pandemi Covid-19.
Karenanya, dibutuhkan peran aktif masyarakat untuk membantu anak-anak yang telah kehilangan orang tuanya, terutama dalam keberlangsungan pendidikan mereka.(*)