Wajib Kunjung Museum, Dorong Pelajar Kenal dan Cintai Sejarah
“Minimal berkunjung ke museum dahulu. Museum dengan segala isinya merupakan gudang peninggalan masa lalu baik prasejarah dan sejarah,” ujarnya.
Para pelajar di Kota Surakarta wajib mengunjungi museum. |
Peluncuran yang diikuti para pelajar dan pemerhati budaya di Kota Surakarta itu berlangsung di Museum Radya Pustaka, Selasa, 7 Desember 2021.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Surakarta Agus Santosa mengemukakan, gerakan wajib mengunjungi museum merupakan gerakan inisiasi untuk warga Kota Surakarta. Khususnya para pelajar untuk berwisata di kota Surakarta dengan mengunjungi museum.
“Minimal berkunjung ke museum dahulu. Museum dengan segala isinya merupakan gudang peninggalan masa lalu baik prasejarah dan sejarah,” ujarnya.
Dengan menyambangi museum, para siswa bisa belajar dari sejarah dan peninggalannya untuk mengembangkan pengetahuan dan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan kemajuan bangsa.
“Para siswa bisa mengunjungi 18 museum milik pemerintah maupun swasta. Dengan mengunjungi museum, pelajar bisa menambah ilmu khususnya sejarah. Karena museum merupakan gudangnya ilmu. Sedikit sekali warga yang mau mengunjungi museum. Dengan tur museum, maka kewajiban berwisata ke museum nantinya menjadi kewajiban,” terang Agus.
Dikatakan Agus, sudah saatnya pemerintah dan para stakeholder bersama-sama mengembangkan wisata sejarah khususnya museum sehingga generasi penerus mengenal sejarah bangsanya.
Kunjungan museum dimulai dari Radya Pustaka, Temurun, Monumen Pers, Lokananta dan terakhir Museum keris. Para peserta tour de museum kali ini berasal dari siswa SMP dan SMA sebanyak 60 orang.
Sebagai tunas bangsa, anak- anak merupakan sasaran pengenalan museum untuk pembelajaran.
“Nantinya ada edaran untuk sekolah agar berwisata ke museum,” katanya.
Ditambahkan, Pemkot Surakarta mendorong sektor kebudayaan untuk bersinergi dengan sektor ekonomi, dalam pemulihan ekonomi pascapandemi.
Surakarta merupakan deklarator terbentuknya Jaringan Kota Pusaka Indonesia, sekaligus sebagai Ibu Kota Pemajuan Kebudayaan.
Berdasarkan penilaian 10 kurator independen, Kota Surakarta mendapatkan predikat tersebut sesuai dengan visi misi Wali Kota Surakarta, yakni tangguh, kreatif, gesit dan sejahtera.
Rizky, salah satu peserta tur museum, merasakan kebanggaan ketika mengunjungi museum.
“Bangga sekali ya. Kita bisa mengenal berbagai bentuk peninggalan sejarah yang tidak ternilai,” ujarnya.
Tak ketinggalan, Sahbela juga kagum dengan berbagai barang-barang bersejarah, yang dibuat dengan tangan-tangan terampil bercita rasa seni.
“Asyik banget, kita jadi ingin tahu bagaimana zaman dulu ya,” katanya.
Ada 18 museum yang berada di Kota Surakarta, yakni Museum Radya Pustaka, Museum Keris Nusantara, Monumen Pers Nasional, Museum Lokananta. Museum Bank Indonesia, Museum RRI, Temurun, Samanhudi, Batik Gunawan, Museum Batik Keris, Museum Lukis Dullah.
Kemudian, Museum Astana Oentara Laya, Museum UNS Surakarta, Museum Pura Mangkunegaran, Museum Danar Hadi, Museum Musik Kamsidi, Museum Samanhudi, dan Museum Keraton Kasunanan Surakarta.(*)