Puasa, Jalan Menuju Takwa - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Puasa, Jalan Menuju Takwa

Puasa, Jalan Menuju Takwa
Kang Juki
www.inikebumen.net BULAN Ramadhan datang, umat Islam berkewajiban menjalankan ibadah shaum yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan puasa. Melalui berbagai media, umat Islam diingatkan akan kewajiban berpuasa tersebut.

Firman Allah Swt dalam surat Al Baqarah ayat 183, beserta terjemahannya berulang kali disebutkan, sebagai dasar kewajiban tersebut. "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Ada 4 kata kunci dari ayat tersebut, yakni orang beriman, kewajiban puasa, orang-orang sebelumnya dan takwa. Pertama, tentang orang beriman dalam ayat tersebut, lebih spesifik lagi adalah umatnya Nabi Muhammad Saw, umat yang hidup pada masa beliau dan sesudahnya. Ayat tersebut termasuk dalam kategori ayat madaniyyah, diwahyukan setelah Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah.

Kedua, kewajiban puasa bagi umat Islam adalah sebulan penuh selama bulan Ramadhan. Yang paling pokok dari berpuasa adalah tidak makan minum dan berhubungan suami istri sejak Subuh sampai Maghrib. Sering kali orang salah kaprah dengan menyebut sejak Imsyak. Waktu Imsyak adalah 10 menit sebelum datangnya waktu Subuh, dimaksudkan sebagai kehati-hatian bagi orang yang mengakhirkan makan sahur, agar tahu kalau waktu Subuh sudah hampir tiba.

Selain yang pokok juga ada hal-hal yang dianjurkan untuk dilaksanakan atau ditinggalkan selama berpuasa. Agar kualitas ibadah puasa kita semakin meningkat, maka yang merupakan anjuran sebaiknya juga dilaksanakan.

Ketiga, orang-orang sebelumnya, maksudnya adalah orang-orang beriman sebelum umat Nabi Muhammad Saw. Mereka juga diwajibkan berpuasa. Bahkan dalam ajaran agama lain juga ada puasa, hanya berbeda cara dan waktu dari yang dilaksanakan umat Islam.

Keempat adalah takwa, sebagai tujuan dari pelaksanaan ibadah puasa. Orang yang bertakwa menjadikan Allah Swt yang perintah-Nya dilaksanakan dan larangan-Nya ditinggalkan. Perintah dan larangan lainnya akan direferensi dengan perintah dan larangan Allah Swt tersebut. Yang paling sederhana dengan merujuk pada Al Quran dan As Sunah. Karena persoalan kehidupan yang semakin pelik, rujukan itu bisa bertambah dengan ijmak ulama terdahulu atau qiyas dari persoalan yang memiliki beberapa kesamaan.

Dengan mengingat tujuan akhir dari berpuasa adalah menjadi orang bertakwa, maka selama berpuasa mestinya melakukan sesuatu yang bisa semakin mendekatkan pada tercapainya tujuan. Sebaliknya yang akan menjauhkan tercapainya tujuan harus ditinggalkan. Bagi orang dewasa, yang sudah berulangkali menjalankan ibadah puasa Ramadhan, harus berupaya agar Ramadhan kali ini bisa dijalani dengan lebih baik.

Bagi yang baru memulai tahun ini, karena mulai beranjak baligh atau mungkin juga mualaf yang baru masuk Islam, berusahalah menjalaninya dengan sebaik mungkin.

Jangan sampai terjadi seperti apa yang dikhawatirkan Nabi Muhammad Saw, tidak sedikit orang yang menjalankan ibadah puasa, tapi yang didapatkannya hanya lapar dan dahaga. Na'udzu billahi min dzaalik.

Marhaban ya Ramadhan.


Kang Juki 
Penulis adalah jamaah Masjid Agung Kauman Kebumen
Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>