Erupsi Merapi, Tagana Bantu Evakuasi dan Bagikan Masker
Anggota Tagana menurunkan tikar untuk menampung pengungsi korban erupsi Gunung Merapi. |
Dikatakan Harry, Tim Tagana Sleman dan Tagana DIY membantu evakuasi terhadap peralatan siswa SMP Piyungan sebanyak 214 siswa yang sedang melakukan kemah di Wonogondang, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman untuk dipindahkan ke titik aman di barak Plosokerep, Umbulharjo, Cangkringan.
Tagana Sleman dan Tagana DIY juga membantu evakuasi terhadap peralatan siswa SMP Wates sebanyak 171 siswa yang sedang melakukan kemah di Wonogondang untuk dipindahkan ke titik aman yakni di barak Brayut, Wukirsari.
Lokasi titik aman kumpul masyarakat (rapid assesment) berada di Lapangan Tritis jumlah 212 jiwa, Balai Desa Umbulharjo jumlah 503 jiwa, dan Balai Desa Purwobinangun Pakem Sleman sebanyak 124 jiwa.
"Pukul 10.00 WIB masyarakat yang di titik aman sudah kembali ke rumah masing-masing," katanya.
Personil Tagana yang telah diterjunkan di lapangan terdiri dari Tagana Kecamatan Cangkringan, Tagana Kecamatan Pakem, Tagana Kecamatan Turi, Tagana Kecamatan Ngemplak, dan Pengurus Forum Komunikasi Tagana DIY, serta pembagian masker oleh Tagana Kota Yogyakarta dan DIFAGANA.
Dirjen mengatakan terkait kesiapsiagaan sumber daya Dinas Sosial DIY dan Dinas Sosial Kabupaten/Kota Sleman dalam antisipasi penanggulangan erupsi Gunung Merapi terdiri dari Kendaraan PB sejumlah 13 unit, bufferstock berupa beras reguler sejumlah 28.465 kg, paket lauk pauk A,B,C,D masing-masing sebanyak 867 paket, paket foodware sebanyak 257 paket, dan tenda.
Dinas Sosial Kabupaten Sleman menyiapkan TAGANA sejumlah 332 orang, 4 KSB di lereng Gunung Merapi, Kendaraan Penanggulangan Bencana sejumlah 3 unit (RTU, DUMLAP, dan sepeda motor trail).
"Saat ini ketersediaan logistik di Gudang Penanggulangan Bencana Dinas Sosial DIY baik permakanan dan lain sebagainya siap dan mencukupi jika terjadi kondisi ekstrim," tegas Dirjen.
TAGANA yang diterjunkan saat ini, lanjutnya, dari Kabupaten Sleman dan DIY sejumlah 109 orang untuk melakukan asesmen dan pendampingan warga yang mengungsi karena panik.
Dikutip dari rilis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, berdasarkan pengamatan visual, erupsi Gunungapi Merapi terjadi pada
tanggal 11 Mei 2018 pukul 7.40 WIB diawali dengan suara gemuruh kecil, dirasakan getaran di seputar Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan dengan durasi selama 10 menit. Ketinggian kolom erupsi mencapai 5,5 km di atas puncak. Lama letusan terjadi selama 5 menit.
Dampaknya, terjadi hujan abu dan pasir tipis di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang. Erupsi berlangsung satu kali dan tidak diikuti erupsi susulan. Paska erupsi, kegempaan yang terekam tidak mengalami perubahan dan suhu kawah mengalami penurunan.
Hujan abu terjadi di beberapa tempat di wilayah Kabupaten Sleman Yogyajarta meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak dan sebagian Kecamatan Sleman. Di Slemam hujan abu turun di daerah Jombor, Ngaglik, Pasar Sleman, Jakal KM 10, Godean, Depok dan Gamping. Di Kota Yogyakarta hujan abu di daersh Stasiun Tugu, Bumijo, Malioboro, Gamping, dan Timoho.
TAGANA adalah relawan sosial atau Tenaga Kesejahteraan Sosial berasal dari masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial. Dalam melaksanakan tugasnya, satu jam setelah bencana TAGANA harus berada di lokasi bencana.
TAGANA merupakan salah satu potensi sumber kesejahteraan sosial yang sangat dirasakan kontribusinya dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial khususnya dalam konteks penanggulangan bencana sejak dibentuk pada Tahun 2004.
Saat ini jumlah personil TAGANA sebanyak 37.817 orang dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia.(*)