Plt Bupati Kebumen Sebut Kepala Sekolah Bukan Lagi Tugas Tambahan - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Plt Bupati Kebumen Sebut Kepala Sekolah Bukan Lagi Tugas Tambahan

www.inikebumen.net KEBUMEN - Plt Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, kembali melantik guru yang ditugaskan sebagai kepala sekolah di lingkungan Pemkab Kebumen.
Plt Bupati Kebumen Sebut Kepala Sekolah Bukan Lagi Tugas Tambahan
Perwakilan Guru yang ditugaskan sebagai kepala sekolah diambilsumpahnya di Ruang Jatijajar Komplek Rumah Dinas Bupati Kebumen.
Sebanyak 23 guru PNS dilantik dan diambilsumpahnya di Ruang Jatijajar Komplek Rumah Dinas Bupati Kebumen, Rabu 26 September 2018. Mereka terdiri dari 20 kepala SD dan tiga kepala SMP.

Yazid Mahfudz, mengatakan seharusnya yang dilantik berjumlah 26 orang. Namun, tiga guru PNS ditunda pelantikannya karena dua orang sakit dan satu orang masih di tanah suci sedang menjalani ibadah haji.

"Kepala sekolah bukan lagi sebagai tugas tambahan. Melainkan sebuah tugas utama, sehingga pemberian tugas harus disikapi dengan peningkatan kinerja dan tanggungjawab," tegas Yazid Mahfudz, dalam sambutannya.

 Ia meminta kepala sekolah harus mampu menjadi manajer dan harus mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi manajeman dengan baik. Meliputi perencanaan, pengorganisasian, penghargaan dan pengawasan.
   
Menurutnya, dari segi kepemimpinan, seorang kepala sekolah mungkin perlu mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional. Agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal.

Kepemimpinan transformasonal adalah gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan, dan atau mendorong semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai yang luhur.

"Sehingga semua unsur yang ada di sekolah, baik guru, siswa, pegawai, orangtua siswa, masyarakat, dan sebagainya berpartsipasi secara optimal dalam mecapai tujuan sekolah," ujarnya.

Lebih jauh, Gus Yazid membeberkan salah satu indikator IPM adalah hasil dari pendidikan. Ukuran pembangunan juga dilihat dari hasil penidikan formal.

"Kita harus bisa mencapai angka 100 persen. Kita ingin semua anak pada jenjang TK, SD dan SMP seluruhnya bersekolah. Karena itu, sekolah juga harus proaktif. Tidak hanya sekedar menunggu msyarakat yang mendaftar," pintanya.
   
Apalagi sekarang ini, lanjut dia, banyak sekolah SD yang kekurangan murid  karena beberapa faktor. Baik karena inputnya yang  kurang atau karena sekolah tersebut kurang diminati.(*)
Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>