Dini, Merintis Usaha dengan Pengiriman Produk Kebumen ke Luar Daerah - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Dini, Merintis Usaha dengan Pengiriman Produk Kebumen ke Luar Daerah

www.inikebumen.net KEBUMEN - Meski menempuh pendidikan formal sebagai perawat di STIKES Muhammadiyah Gombong, tak membuat Dini Parwiti kehilangan minat untuk membuka usaha. Gadis kelahiran 27 Agustus 1992 ini mulai merintis usaha sejak tahun 2013, saat masih kuliah semester tiga.
   Dini, Merintis Usaha dengan Pengiriman Produk Kebumen ke Luar Daerah
Dini Parwiti
Kuliah di Kebumen, Dini tinggal bersama neneknya di Desa Wotbuwono, Kecamatan Klirong. Ibunya membuka usaha perdagangan sembako di Kecamatan Silat Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Relasi bisnis ibunya di Kalimantan inilah yang memulai permintaan barang-barang dari Kebumen. Dini pun merintis usaha pengiriman barang-barang produk Kebumen dan sekitarnya, ke Kalimantan.

Ada yang berupa pakaian seperti baju anak, baju dewasa, blangkon, iket blangkon dan lain-lain. Ada juga pesanan makanan kering baik yang masih mentah maupun sudah dimasak. Misalnya emping, mendem (emping yang sudah digoreng) hingga lanting berbagai rasa.

Untuk permintaan barang dengan jumlah berat yang tak begitu besar, sekitar 15-30 kilogram, Dini mengirimkannya melalui pos. Namun untuk pengiriman dengan berat sampai beberapa ton, Dini mengirimnya melalui kargo laut dari Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang.

"Dari Kebumen dibawa dengan kendaraan pribadi sampai pelabuhan untuk dikirim melalui jasa kargo laut ke Kalimantan. Nanti di pelabuhan tujuan diambil sendiri oleh pemesan," terang Dini, Minggu, 18 November 2018.

Sebenarnya, menurut Dini pemesanan selalu ada, cuma karena kurang modal dia membatasi pengirimannya sekitar dua atau tiga bulan sekali.

"Barang sudah jelas habis, jadi barang sampai di Kalimantan langsung dibayar pemesan, saya bisa cepat balik modal," katanya.

Produk makanan dibeli Dini dari beberapa lokasi di Kebumen. Seperti emping diambil dari daerah Ambal dan Mirit, lanting dari Kuwarasan. "Kadang juga dari Pasar Brecong, Buluspesantren," lanjutnya.

Sementara untuk produk pakaian menurut Dini memang tidak seluruhnya berasal dari Kebumen. Pakaian mengambil dari Bandung, kebetulan ada teman yang setiap satu atau dua minggu sekali belanja ke Bandung.

"Saya titip belanja. Atau kalau saya kebetulan berpergian sekalian mampir belanja barang-barang yang bisa dijual lagi, seperti blangkon dan iket dari Yogya. Tapi ada juga produk Kebumen seperti peci dari Bandung Sruni," tuturnya.

Dini yakin usahanya akan terus berkembang, apalagi bila ada dukungan penambahan modal. Sehingga pengiriman pesanan tidak harus menunggu sampai dua atau tiga bulan.

"Setiap ada yang pesan bisa langsung mencari barangnya terus dikirim. Jadi perputaran modalnya juga lebih cepat," harap Dini mengakhiri perbincangannya.(*)
Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>