Mulai dari Gerakan Pungut Sampah Hingga Tabur Benih Ikan Ramaikan Peringatan HCPSN di Kebumen
Menggunakan perahu naga, Wakil Bupati Yazid Mahfudz, bersama rombongan melepas benih ikan di Objek Wisata Jembangan, Kecamatan Poncowarno, Selas, 27 November 2018. |
Setelah apel, dilakukan pelepasan 150 ekor burung emprit ke alam liar. Kemudian, dilanjutkan penanaman bibit tanaman dan penebaran 3.000 benih ikan oleh Wakil Bupati Kebumen Yazid Mahfudz.
Kepala Dinas Perkim LH, Edi Rianto, menjelaskan Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa digelar untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya kelestarian sumberdaya alam khususnya tanaman, hewan dan ikan.
"Acara ini sebenarnya diperingati setiap 5 November, di tingkat Provinsi Jawa Tengah pada 15 Nopember yang lalu. Sedangkan di Kabupaten Kebume, hari ini, Selasa (27 November 2018)," bebernya.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Kebumen, Yazid Mahfudz, menyampaikan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Indonesia memiliki 10 persen tanaman berbunga di dunia, 12 persen mamalia di dunia, 17 persen reptil dan burung di dunia. Selain itu terdapat keanekaragaman terumbu karang yang jauh lebih besar dibandingkan dengan negara lainnya.
Namun, kekayaan puspa dan satwa Indonesia menghadapi berbagai ancaman dan tantangan yang merugikan. Diantaranya populasi global spesies terus menurun karena perdagangan satwa illegal.
"Karenanya, kita harus berbuat sesuatu. Melakukan upaya semaksimal mungkin. Mulai dari hal terkecil. Untuk menyelamatkan kekayaan hayati kita. Mengkampanyekan kepedulian dan perlindungan terhadap kekayaaan hayati kita kepada masyarakat," kata Yazid Mahfudz.
Pihaknya mengajak para orangtua dan para guru untuk menanamkan rasa cinta kepada anak-anak dan murid-murid mereka terhadap fauna dan satwa. Selai itu, para tokoh agama juga dapat meyakinkan umat, bahwa memelihara dan melestarikan lingkungan hidup adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam pengabdian manusia kepada Tuhan Yang Maha Pencipta. "Kesemuanya tentu disertai prinsip keteladanan," ucapnya.
"Saya mengajak, ini menjadi sebuah budaya. Sebuah gerakan yang berkelanjutan. Sehingga lingkugan, flora dan fauna kita tetap terjaga. Saling memberi manfaat antara manusia dan alam sekitarnya. Sehingga menjadi sumber kesejahteraan dan kemakmuran," tandasnya.(*)