Kebumen Paling Rawan Tsunami Kedua di Pulau Jawa - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Kebumen Paling Rawan Tsunami Kedua di Pulau Jawa

www.inikebumen.net KEBUMEN - Tsunami yang terjadi di Selat Sunda membangkitkan perhatian di Kebumen. Terlebih bencana ini terjadi hanya berselang beberapa hari pasca isu tsunami yang meresahkan pesisir Urutsewu.
Kebumen Paling Rawan Tsunami Kedua di Pulau Jawa
Peta potensi longsor/gerakan tanah bagi sebagian Kabupaten Kebumen. Lingkaran menunjukkan posisi pegunungan Karst Gombong Selatan yang berbatasan dengan laut. Kondisi ini berpotensi longsor tingkat menengah, kecuali sisi barat. (Sumber : PVMBG, 2018).
Peneliti bencana pada Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim, Muh Ma' rufin Sudibyo, menegaskan peristiwa yang sama persis di Selat Sunda mustahil terjadi di Kebumen. Sebab,  tidak ada gunung berapi laut di lepas pantai selatan Kebumen.

"Sementara jika mekanisme sumbernya yang ditinjau, yakni longsoran gigantis daratan yang masuk ke laut, maka peluangnya juga kecil," kata Muh Ma'rufin Sudibyo, Rabu, 26 Desember 2018.

Menurutnya, sumber yang mungkin untuk menghasilkan potensi longsoran gigantis hanyalah pegunungan Karst Gombong Selatan. Beberapa bagiannya yang berbatasan dengan laut memiliki lereng curam. Namun pada peta PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), bagian ini dikategorikan beresiko longsor tingkat menengah.

Resiko tersebut ditunjang pula oleh kompaknya tanah pegunungan ini seiring usia geologisnya yang relatif tua hingga jutaan tahun. Kecuali di sisi barat yang berhadapan dengan Teluk Penyu. 

"Sehingga kita bisa lega dan tak khawatir berlebihan akan peristiwa Selat Sunda bakal mbrabah ke pesisir Kebumen. Karena  peluangnya kecil," ujar dia.

Namun demikian, dia mengajak semua pihak tetap menjaga kewaspadaan. Terlebih pesisir Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kawasan rawan tsunami di Indonesia.

"Bahkan menjadi kawasan paling rawan tsunami nomor dua di Pulau Jawa setelah Cilacap dalam pemeringkatan resiko BNPB pada tahun 2012," terangnya.

Penyebabnya, lanjut dia, karena satu dari setiap lima penduduk Kebumen tinggal di kawasan pesisir. Sumber potensi tsunami  adalah zona subduksi Jawa, tempat lempeng oseanik Australia bertemu dengan lempeng Sunda (Eurasia). Zona subduksi ini berjarak 200 kilometer di selatan pesisir Kebumen.  Terbagi kedalam tiga segmen dengan panjang masing-masing 200 kilometer.

"Apabila segmen Jawa Tengah Timur yang persis ada di lepas pantai pesisir Kebumen melepaskan energinya, akan terjadi gempa besar setara Gempa Nias 2005 yang melimburkan tsunami lokal merusak ke Kebumen," paparnya.

Sedangkan jika ketiga segmen zona suduksi melepaskan energinya secara serentak, akan terjadi gempa megathrust setara Gempa Aceh 2004 yang melimburkan tsunami raksasa ke pesisir selatan pulau Jawa. Potensi tsunami lokal yang merusak juga terbuka jika terjadi gempa tektonik laksana Gempa Pangandaran 2006 yang sumbernya tepat di palung laut.

"Sebab gempa tipikal itu bisa membuat tebing curam di salah satu sisi palung laut rontok dan longsor gigantik. Longsoran gigantis bawah laut pun bisa memproduksi tsunami," imbuhnya.

Lebih jauh, Ma'rufin, membeberkan takdir geologi telah menempatkan Kabupaten Kebumen berhiaskan pesisir berdataran rendah. Ini menghasilkan sisi positif dan sisi negatifnya sendiri, termasuk dalam resiko hal tsunami. Langkah antisipasi sudah mulai dilakukan, misalnya lewat terwujudnya peta bahaya tsunami dan peta evakuasi tsunami Kabupaten Kebumen. Peta ini dilengkapi jalur-jalur evakuasi yang telah bertanda, titik-itik TPS (tempat pengungsian sementara) dan TPA (tempat pengungsian akhir) serta prosedur evakuasi di sejumlah lokasi.

"Pertanyaannya adalah sudahkah kita warga Kebumen melihat dan mempelajari petanya? Sudahkah kita mengenali jalur dan titik-titik evakuasinya? Sudahkah kita memiliki rencana evakuasi untuk keluarga? Sudahkah sekolah atau kantor kita memiliki rencana evakuasi?Sudahkah desa kita memiliki rencana evakuasi komunal? Sudahkah kita berlatih prosedur evakuasinya secara rutin? Sebab antisipasi tsunami dan bencana alam pada umumnya bukan semata tugas negara. Itu bagian dari kepentingan kita semua, penduduk Kabupaten Kebumen," pungkasnya.(*)
Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>