Bantu Penderita Tumor Meningocele, Sedulur Kebumen Berhasil Galang Dana Rp 25 Juta
Kapolres Kebumen AKBP Robertho Pardede, Dandim 0709 Kebumen Letkol Inf Zamril Piliang, dan perwakilan Komunitas Sedulur Kebumen melakukan foto bersama usai menyerahkan bantuan. |
Aktivis Sedulur Kebumen, Sugeng Budiawan, menjelaskan penggalangan dana dilakukan setelah Komunitas Sedulur Kebumen bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Kebumen, mengunjungi langsung Dina di kediamannya pada Kamis, 3 Januari 2019 lalu.
"Berdasarkan koordinasi dengan pihak terkait dalam hal ini rumah sakit, BPJS, Dinas Sosial Kebumen agar anak tersebut dirujuk. Mulai dari Puskesmas Petanahan, RSUD Sudirman Kebumen, RS Margono Purwokerto dan RS Gatot Subroto di Jakarta," terang Sugeng Budiawan.
Meski biaya perawatan sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Namun, tidak menanggung biaya keluarga yang mendampingi Dina selama menjani pengobatan.
"Melihat kondisi perekonomian orangtuanya yang dibawah garis kemiskinan dengan rasa kemanusian kita membuka donasi untuk meringankan keluarga Dina," ujar pemilik Muncul Group ini.
Setelah empat hari menggalang donasi mulai 4 hingga 7 Januari 2019, Komunitas Sedulur Kebumen berhasil menghimpun dana sebesar Rp 25 juta. Dana tersebut sudah diserahkan kepada keluarga Dina pada Senin sore, 7 Januari 2019.
Kapolres Kebumen, AKBP Roberto Pardede mengatakan, pihaknya telah berkordinasi dengan tokoh putra daerah di Jakarta akan merencanakan berinergi untuk membatu pengobatan Dina dan merenovasi rumahnya.
"Kita berasama - sama akan mengupayakan pengobatan dina hingga kembali pulih, dan merenovasi rumah yang tidak layak huni menjadi layak huni," kata Kapolres.
Dandim 0709 Kebumen Letkol Inf Zamril Piliang, menambahkan tak hanya soal pengobatan, pihaknya bersama unsur FKPD Kabuaten Kebumen telah bersepakat untuk merenovasi rumah Dina Saputri.
"Semoga kami bersama pemerintah bisa terus bersinergi untuk terus mengajak masyarakat untuk peduli kepada yang membutuhkan," ujarnya.
Dina Saputri, menderita tumor meningocele dibagian wajahnya. Tak hanya itu, Dina juga hidup dalam keluarga yang penuh permasalahan sosial. Ibunya Nurlena tak memiliki pekerjaan dan saat ini harus mengasuh adik Dina, Bintang Muhamad Akbar yang masih berusia balita.
Praktis, Dina hanya bersama sang nenek yakni Mustanginah (75) yang bekerja menganyam tudung sebagai tulang punggung keluarga. Sementara kakak Dina, Deni Pranoto tidak diketahui keberadaannya. Sedangkan, pamannya mengalami gamgguan kejiwaan.(*)