Kunjungi Kebumen, Wapres Geopark Global Minta Masyarakat Kembangkan Geowisata
Vice President of Global Geoparks Network, Profesor Emeritus Dr Ibrahim Komoo (rambut putih) mengamati koleksi batuan yang ada di kawasan Kampus LIPI Karangsambung, Rabu, 27 Maret 2019. |
Hal itu dikatakan oleh Wakil Presiden Asosiasi Jaringan Geopark Global (Vice President of Global Geoparks Network Association), Profesor Emeritus Dr Ibrahim Komoo, saat melakukan kunjungan ke Kampus LIPI Karangsambung, Rabu, 27 Maret 2019.
"Kita semua harus memberikan perhatian dan melestarikan warisan dan pada saat yang sama kita bisa mengambil faedah melalui geowisata," tegas Ibrahim Komoo, didampingi Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kebumen, Azam Fatoni.
Menurutnya, geowisata merupakan hal yang baik untuk dipertahankan demi peningkatan ekonomi masyarakat dan pemerintah. Namun keindahan yang disuguhkan harus didukung dengan segala informasi yang memiliki nilai edukasi bagi wisatawan.
"Seperti Karangsambung memiliki warisan geologi yang tidak ditemukan di tempat lain. Unesco dan seluruh warga wajib menjaga dan melestarikannya," ujar warga Malaysia ini.
Geopark merupakan konsep pengelolaan kawasan yang memiliki nilai kegeologian yang signifikan dengan keanekaragaman geologi (geodiversity), hayati (biodiversity), dan budaya (culture diversity). Ketiganya disinergikan dengan prinsip-prinsip perlindungan, pendidikan, penumbuhan ekonomi lokal melalui geowisata.
Pembangunan dan pengembangan kawasan geopark bukan hanya tugas pemerintah. Tetapi juga harus mendapat dukungan dari berbagai kalangan terkait, mulai dari pemerintah setempat, masyarakat hingga swasta, sesuai dengan tupoksi masing-masing.
Hadir dalam penyambutan kunjungan kerja Wakil Presiden Presiden Asosiasi Jaringan Geopark Global, Asisten 2 Sekda Nugroho Tri Waluyo. Kepala Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Karangsambung Edi Hidayat, Ketua Harian Badan Pengelola Geopark Karangsambung-Karangbolong Djoenaidi Faturakhman.
Dalam sambutannya, Nugroho Tri Waluyo, menyampaikan kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong meliputi 12 Kecamatan 117 Desa. Mencakup 41 Situs Geosite (geodiversity), 8 Situs Biologi (biodiversity) dan 11 Situs Budaya (culturediversity).
"Ini tentu harus ditindaklanjuti. Agar potensi tersebut dapat kita optimalkan. Baik untuk keperluan konservasi maupun pengembangan wisata yang berkelanjutan," kata Nugroho, membacakan sambutan tertulis Bupati Kebumen.
Sebagai tindak lanjut dari penetapan tersebut, lanjut dia, Pemkab Kebumen telah membentuk Badan khusus yang menangani geopark. Yaitu Badan Pengelola Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong. Selain itu, Pemkab Kebumen juga akan terus mengembangkan kebijakan dan program untuk mengembangkan geopark.
"Terkait kebijakan ini, kami sudah melakukan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) yang khusus membahas mengenai rencana pengembangan geopark Karangsambung-Karangbolong," terangnya.
Menurutnya, status geopark nasional ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Masyarakat kini berbondong-bondong membuat even maupun sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan Geopark Karangsambung-Karangbolong. Masyarakat semakin sadar akan potensi yang ada di wilayahnya.
"Sehingga masyarakat yang ada di wilayah geopark dapat sejahtera, pariwisata semakin maju, dan lingkungan tetap lestari," imbuhnya.
Pihaknya juga berharap, geopark di Kabupaten Kebumen dapat berkembang menjadi geopark internasional. "Kami mempunyai target dalam dua tahun dapat meraih status sebagai global geopark," tandasnya.
Sementara itu, Ibrahim Komoo dijadwalkan melakukan kunjungan ke Kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong selama dua hari. Yakni Rabu dan Kamis, 27-18 Maret 2019.(*)