Direktur LP3ES: Kotak Kosong Adalah Pilihan Rasional
Fajar melihat hal ini terjadi karena dua kemungkinan.
Direktur LP3ES Fajar Nursahid |
Hal ini dikemukakan Direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Fajar Nursahid saat dimintai tanggapannya tentang Pilbup Kebumen tahun 2020, Kamis 12 November 2020 di Jakarta.
“Dalam konteks Pilbup Kebumen, tentu saja aneh karena biasanya kompetisi dalam pilbup di kabupaten ini relatif dinamis, diikuti tiga atau empat pasang calon sebagaimana Pilbup yang sudah-sudah," ucapnya.
Fajar melihat hal ini terjadi karena dua kemungkinan.
Pertama, partai politik yang ada tidak serius melakukan kompetisi politik secara sehat dan fair untuk memberikan jaminan alternatif pilihan publik terhadap calon-calon bupati-wakil bupati.
Kedua, ada kemungkinan partai politik tersandera oleh kekuatan politik yang besar sehingga enggan memunculkan calon lain, atau mereka 'dibeli'.
"Sehingga paslon tunggal menyapu bersih semua dukungan," katanya mencoba sedikit menganalisis.
Menyikapi paslon tunggal dalam Pilbup Kebumen, Fajar menilai penting untuk mengedepankan rasionalitas pilihan publik.
“Saya kira, di sinilah rasionalitas pilihan publik penting dikedepankan. Publik bertaruh, apakah mereka harus memilih satu-satunya paslon yang maju dalam pilbup ini, atau mereka mau menimbang opsi lain jika misalnya ternyata paslon tunggal itu bukanlah sosok terbaik yang dapat memimpin rakyat Kebumen dalam satu periode mendatang,” ujarnya.
Bila paslon tunggal dalam penilaian publik tidak memenuhi kualifikasi sebagai sosok terbaik yang diharapkan bisa memimpin Kebumen, maka menurut Fajar, kotak kosong menjadi pilihan yang rasional. Dan kalau paslon tunggal tidak memenuhi syarat kemenangan suara lebih dari 50%, maka Pilbup Kebumen akan dijadwalkan ulang pada masa Pilkada serentak berikutnya.
"Jika sampai kalah dari kotak kosong, kita bisa banyangkan seperti apa proses rekrutmen politik yang terjadi, bukan?”
Karena itu bagi Fajar fenomena paslon tinggal dalam Pilbup Kebumen tahun 2020 juga menarik untuk diamati.
"Para elit politik Kebumen yang pada 'tiarap' ini, saya kira juga menarik untuk dicermati. Ada apa?" tanyanya penasaran.(*)