Pernyataan Bupati Kebumen Dinilai Hanya Kelihatan Gagah di Jargonnya
Terkait Tiadanya Mafia Proyek
 |
| Panggih Prasetyo |
"Sudah saatnya Kebumen terbaik, bersihkan mafia proyek untuk kemajuan. Untuk bersih kenapa risih. Untuk maju kenapa malu. Untuk hebat kenapa takut," tegas Bupati Arif dalam salah satu media lokal Kebumen.
Merespon pernyataan tersebut, Panggih menilai hanya normatif saja.
"Pernyataan Bupati yang menjadi _head line_ media lokal, 'Tidak ada tempat untuk mafia proyek di Kebumen' hanya kelihatan gagah di jargonnya, tapi isinya hanya normatif saja," ujar Panggih, Selasa, 27 Juli 2021.
Apa yang disampaikan Arif terkait keterbukaan dan transparansi semua proyek melalui website menurut Panggih hanya prosedur lelang LPSE.
"Semua orang tahu itu. Tapi masih ada yang bisa menyiasati prosedur tersebut," ungkap Panggih.
Diilustrasikan oleh Panggih, masih memungkinkan ada pihak yang bisa membuat kesepakatan sebelum lelang berlangsung.
"Misal ada maestro yang mampu membuat kesepakatan antar kontraktor. Calon pemenang sudah bisa diketahui sebelum pengumuman bahkan sebelum pelaksanaan lelang," imbuhnya.
Kesepakatan itu tentu akan terkait dengan jumlah setoran dari pemenang.
"Makanya bisa dilihat, nilai penawaran yang menjadi pemenang sangat kecil turunnya dari harga perkiraan sendiri (HPS), sekitar 1% sampai dengan 3%," ungkap Panggih.
Masih ada kejanggalan lagi yang mengindikasikan adanya pengaturan lelang.
"Umumnya pemenang karena dokumennya paling lengkap. Masa proses lelang setiap evaluasi hanya menghasilkan satu atau dua peserta saja yang dokumennya lengkap. Apa ini bukan suatu kesengajaan sesama peserta yang membuat kesepakatan sebelum lelang?" pungkas Panggih.(*)
