Sepuluh Hari PPKM Darurat, Kebumen Masih Zona Merah - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Sepuluh Hari PPKM Darurat, Kebumen Masih Zona Merah

Kabupaten Kendal berada di posisi keempat tertinggi dengan 1.349 kasus dan diikuti Kebumen dengan 1.251 kasus.

Sepuluh Hari PPKM Darurat, Kebumen Masih Zona Merah
Penyekatan jalan di Kebumen
INI Kebumen, SEMARANG -Keseriusan Pemprov Jateng dalam menangani lonjakan kasus Covid-19 mulai membuahkan hasil. Hingga Senin, 12 Juli 2021, tercatat telah terjadi penurunan. 

Bukan hanya pada jumlah kasusnya, tetapi juga pada jumlah zona merah dan angka kematian. 

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan, hal itu tak lepas dari adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang ditetapkan pemerintah pusat sejak 3 Juli lalu. 

“Ada, ada (penurunan kasus).Lumayan sih,” kata Ganjar. 

Ia menjelaskan, jika pekan sebelumnya jumlah Kabupaten/Kota yang masuk zona merah sejumlah 25, kini turun menjadi 19. 

Daerah itu adalah Klaten, Kota Semarang, Purworejo, Kendal, Batang, Kabupaten Semarang, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Brebes, Pati, Rembang, Kota Pekalongan, Sukoharjo, Kebumen, Kota Tegal, Pemalang, Karanganyar dan Sragen. 

Jumlah kasus aktif tertinggi terjadi di Kota Semarang dengan total 1.852 kasus. Kemudian disusul Klaten dengan 1.554 kasus dan Banjarnegara sejumlah 1.415 kasus. 

Selanjutnya, Kabupaten Kendal berada di posisi keempat tertinggi dengan 1.349 kasus dan diikuti Kebumen dengan 1.251 kasus. 

Provinsi Jawa Tengah juga mencatatkan penurunan angka kematian dari 6,36 persen menjadi 6,18 persen. Angka kesembuhannya juga meningkat, yakni 85 persen menjadi 85,19 persen. 

Agar tren penurunan kasus kematian terus terjaga, Ganjar mengatakan pihaknya terus mengupayakan pemenuhan obat-obatan dan oksigen. 

Telah dibentuk Satgas Oksigen untuk membantu rumah sakit dalam mengatasi berbagai kendala terkait pengadaan kebutuhan alat bantu penafasan ini. 

Selain satgas, tersedia juga aplikasi  yang mempermudah pendataan jumlah permintaan dan koordinasi mengupayakan pemenuhannya. 

“Kami juga meminta mereka mengisi aplikasi Jateng Oksigen Stok System (JOSS). Tadi saya juga rapat dengan seluruh pemangku kepentingan terkait oksigen agar semua bekerja sama untuk memenuhi," jelasnya. 

Menyikapi banyaknya laporan masyarakat yang mengaku kesulitan mendapatkan obat tertentu yang banyak direkomendasikan dokter namun langka di pasaran, Ganjar telah meminta Kemeterian Kesehatan untuk melakukan penambahan.

"Saya sudah WA Pak Menkes agar ditambah. Ya siapa tahu obat-obatan itu manjur dan mengurangi angka kematian," katanya. 

Efek dari penurunan jumlah kasus Covid-19, Ganjar juga mengungkapkan angka keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) juga ikut menurun. 

Saat ini sudah turun di angka 77,83 persen. Sementara tempat tidur isolasi juga turun menjadi 85,07 persen. 

"BOR nya membaik. Kemarin kita sempat deg-degan, maka saya minta teman-teman Bupati/Wali Kota menambah ICU dan isolasi. Sekarang sudah membaik, tapi saya tetap meminta dilakukan penambahan dan dibuat skenario dukungan rumah sakit darurat," ucap Ganjar. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo membenarkan kabar penurunan kasus tersebut. 

Ia mencontohkan, Kabupaten Kudus yang sempat menjadi zona hitam, kasusnya terus menurun dari minggu ke minggu yang berdampak pada penurunan tingkat keterisian rumah sakit. 

“Kira-kira keterisiannya (di RSUD Loekmono Hadi Kudus) hanya 50 persen-60 persen,” jelasnya berdasarkan informasi dari Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus. 

Hal itu jelas amat berbeda dibandingkan dengan kondisi di minggu-minggu sebelumnya yang mana tingkat keterisian di RSUD Loekmono Hadi Kudus mencapai 100 persen. 

Hingga pihaknya harus mengirim banyak pasien ke luar daerah Kudus untuk isolasi dan penanganan lebih lanjut. 

“Ini cukup menggembirakan. Semoga, Kabupaten dan Kota yang lain juga mengalami suatu perbaikan penurunan kasus, penurunan jumlah kematian. Kita harapkan, ya,” harap Yulianto.(*)

Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>