Saat Korban Memetik Bunga, "Kyai Sakti" Menukar Amplop Isi Emas dengan Kerikil
Setelah menunjukkan arah, korban dihampiri tersangka lain inisial PJ (70) yang mengatakan bahwa SP adalah kyai sakti.
Konferensi pers kasus pria yang mengaku Kyai Sakti |
Tersangkanya pria berinisial SP (30) warga Desa Karangtengah, Cilongok, Banyumas. Sedangkan korbannya seorang nenek inisial RA (61) warga Desa Wero, Kecamatan Gombong.
Kapolres Kebumen AKBP Piter Yanottama melalui Wakapolres Kompol Edi Wibowo, menjelaskan penipuan dilakukan pada Jumat, 18 Juni 2021 sekitar pukul 09.00 WIB di depan bekas Pabrik Eternit di Jalan Yos Sudarso Gombong.
Aksinya dilakukan tersangka bersama dua tersangka lain yang kini berstatus daftar pencarian orang (DPO).
"Modusnya, tersangka berpura-pura sebagai orang sakti yang bisa mengobati segala jenis penyakit. Termasuk keluhan penyakit korban bisa disembuhkan oleh tersangka," jelas Edi Wibowo didampingi Kapolsek Gombong AKP Willy Budiyanto, saat konferensi pers, Rabu, 15 September 2021.
Setelah masuk perangkap dan percaya bahwa tersangka adalah kyai sakti, korban ditipu dan perhiasan miliknya dibawa kabur tersangka.
Menurut Wakapolres, penipuan bermula saat tersangka SP menanyakan arah ke Kecamatan Karanganyar saat berpapasan di Jalan Yos Sudarso Gombong.
Setelah menunjukkan arah, korban dihampiri tersangka lain inisial PJ (70) yang mengatakan bahwa SP adalah kyai sakti.
Lalu PJ mengajak korban menemui SP untuk membuktikan bahwa ia adalah kyai sakti yang mendapatkan keberkahan dari Tuhan.
Uang Rp 2 ribu disulap jadi Rp 10 ribu
Setelah bertemu dengan tersangka SP, baik korban maupun tersangka PJ diminta menyerahkan uang kertas pecahan Rp 2 ribu lalu dilipat.
Oleh tersangka SP, lipatan uang itu lalu diberikan ke genggaman korban dan tersangka PJ sambil pura-pura membaca doa. Saat dibuka uang itu berubah menjadi pecahan uang Rp 10 ribu.
Namun ini adalah trik kecepatan tangan yang mudah dipelajari oleh siapapun. Trik ini pula yang digunakan tersangka untuk mengelabui korban.
Setelah korban yakin SP adalah kyai sakti yang doanya bisa dikabulkan, korban minta agar selalu diberikan kesehatan.
"Tersangka mengaku bisa mengobati korban dengan syarat seluruh perhiasannya harus terlepas dari badannya. Setelah dilepas, perhiasan itu dimasukkan ke dalam amplop yang telah disiapkan tersangka," ungkap Kompol Edi Wibowo.
Penjelasan tersangka, amplop itu adalah amplop suci dari pondok pesantren. Amplop harus dibuka saat tiba ke rumah.
Syarat lain agar terapinya tuntas, korban harus memetik bunga segar lalu diserahkan ke tersangka SP.
"Saat korban memetik bunga di sekitar lokasi, oleh tersangka, amplop itu ditukar dengan amplop yang berisi batu kerikil," katanya.
Setelah ritual baca doa selesai, tersangka SP meninggalkan korban dan tersangka PJ.
PJ saat itu dijemput tersangka lain inisial SY yang berstatus DPO juga. Tersangka SY bertugas mengawasi dari jauh bahwa aksinya berjalan lancar.
Setelah beberapa lama kemudian, korban merasa janggal dan membuka amplop ternyata isinya bukan perhiasan miliknya yang semula katanya bisa digandakan juga. Amplop itu berisi batu kerikil yang tidak memiliki nilai apapun.
Sadar menjadi korban penipuan, lalu korban melaporkan ke Polsek Gombong. Tersangka berhasil ditangkap Polsek Gombong pada Kamis, 29 Juli 2021, di daerah tempat tinggalnya.
Atas kejadian itu, korban mengalami kerugian emas seberat 35,6 gram atau jika dirupiahkan Rp 25 juta.
Tersangka dijerat dengan Pasal 378 KUH Pidana dengan jo. Pasal 55 ayat (1) ke -1 e KUH Pidana tentang penipuan dengan ancaman kurungan paling lama 4 tahun.(*)