Kunjungi Wilayah Terpencil, Bupati Sukoharjo Salurkan Bantuan Sosial dari Baznas - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Kunjungi Wilayah Terpencil, Bupati Sukoharjo Salurkan Bantuan Sosial dari Baznas

Saat ini, di Dukuh Kerjo terdapat 13 rumah dan 20 kepala keluarga (KK) dengan warga sekitar 50 jiwa.

Kunjungi Wilayah Terpencil, Bupati Sukoharjo Salurkan Bantuan Sosial dari Baznas
Bupati Sukoharjo menyalurkan bantuan sosial dari Baznas.
INI KEBUMEN - Bupati Sukoharjo Etik Suryani bersama Ketua DPRD Wawan Prubadi, dan Wakil Bupati Agus Santosa melakukan kunjungan ke wilayah terpencil di Dukuh Kerjo, Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu, Sukoharjo,  Rabu, 8 Desember 2021. 

Dalam kunjungan tersebut, Bupati melihat langsung kondisi warga sekaligus menyalurkan bantuan paket sembako, kursi roda, dan juga bantuan rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

“Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM telah lama diberlakukan di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk di Sukoharjo sebagai salah satu upaya penanggulangan pandemi. Bersamaan dengan kebijakan ini tentunya banyak dampak yang ditimbulkan, utamanya bagi masyarakat yang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Etik.

Ia melanjutkan, selama ini pemerintah telah berupaya untuk meringankan beban masyarakat dengan menyalurkan bantuan dalam berbagai bentuk. Pemerintah menyadari, kehidupan masyarakat saat ini yang terasa lebih sulit harus diringankan.

Untuk itu, ujarnya, dengan bantuan yang disalurkan tersebut diharapkan dapat meringankan beban masyarakat terdampak, khususnya di Dukuh Kerjo, Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu.

Bantuan yang disalurkan sebanyak 70 paket sembako dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sukoharjo, dua kursi roda, serta tiga paket rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) masing-masing senilai Rp20 juta.

Sedangkan Kepala Desa Kedungsono Supriyadi, mengatakan, Dukuh Kerjo merupakan salah satu wilayah terpencil dan berada di perbatasan dengan Kabupaten Wonogiri. Saat ini, di Dukuh Kerjo terdapat 13 rumah dan 20 kepala keluarga (KK) dengan warga sekitar 50 jiwa.

“Selain berdagang, dan bertani, ada juga yang merantau ke luar daerah. Dari 13 rumah yang ada, 10 rumah sudah permanen dan tiga rumah lainnya masih terkategori sebagai RTLH,” ujarnya.(*)

Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>