Raja Gerobak Asal Klirong Bakal Bangkitkan Spirit Wirausaha Kebumen
Raja Gerobak, Jades Wasito. |
Latar belakang pendidikan tak banyak pengaruhnya dalam bidang usaha yang digeluti, ditunjukkan oleh pemilik akun facebook Sito Wasito ini. Usai menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 3 Kebumen tahun 1988, Sito melanjutkan ke SPG Negeri Kebumen (sekarang SMA Negeri 2 Kebumen).
Harapannya tentu bisa segera bekerja dengan menjadi guru setamat SPG. Maklum, Sito dibesarkan di lingkungan keluarga yang tergolong miskin di Desa Tambak Agung, Kecamatan Klirong. Selain tinggal di rumah dengan dinding gedheg (anyaman bambu), sehari-harinya Sito kecil seringkali hanya bisa makan gaplek dan oyek (olahan dari singkong).
"Masa itu, menjadi guru merupakan harapan paling realistis bagi orang-orang berlatar belakang keluarga seperti saya," kenang Sito.
Perubahan peraturan yang kemudian ikut mengubah perjalanan hidup Sito. Lulusan SPG tidak lagi bisa langsung menjadi guru, minimal mesti ikut program D2 terlebih dahulu. Akhirnya setamat SPG tahun 1991, pemuda kelahiran 9 November 1972 ini memutuskan merantau ke Jakarta.
Sempat menjadi tukang memoles stainless dan sales handphone, Sito mulai menemukan potensi keahliannya di bidang desain. Diterimanya order mendesain kitchen set dan renovasinya dari pemilik Restoran Mie Gunting, yang dikenalnya pada tahun 1995. Restoran lain mulai meliriknya sehingga usaha rintisan Sito ini sempat mempekerjakan karyawan sampai 50-an orang.
Badai krisis moneter di tahun 1998 yang menghantam bisnis restoran mempengaruhi usaha Sito.Perjalanan Sito untuk membangkitkan kembali usahanya sehingga kemudian dikenal sebagai Raja Gerobag bakal dikupas dalam "Workshop Spirit Wirausaha".
Bagi yang masih sibuk melamar kerja tanpa hasil atau bingung hendak memulai usaha, pengalaman Sito bisa memberikan inspirasi. Spirit wirausaha memang tidak akan muncul seketika, tapi harus dibangkitkan dan dikembangkan.(*)