Jalur Banjar kebuka Sudah Lama Ditunggu Warga Sadang
Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad, menggandeng istrinya saat mengecek lokasi yang akan dibangun jalur Banjarkebuka, beberapa bulan lalu. |
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Kabupaten Kebumen, Slamet Mustolkhah, menjelaskan jalan Sadangkulon-Srisip yang belum tersambung hingga perbatasan Kabupaten Banjarnegara saat ini hanya tersisa 1,9 kilometer.
Pembukaan jalur 5,2 kilometer yang lokasinya sangat ekstrim tersebut, kata Slamet, telah dilakukan sejak 2015 lalu. Pada 2015 lalu dibangun jalan sepanjang 400 meter dengan lebar 4 meter. Kemudian dilanjutkan pada 2016 sepanjang 1,1 kilometer dengan lebar 4 meter.
Terbukanya akses jalan tersebut diharapkan, aktivitas ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan semakin bergairah. Akses itu juga mampu merangsang percepatan pembangunan di dua daerah.
Nantinya, jalan tembus itu diharapkan menjadi jalan alternatif lain yang mengubungkan Kebumen-Banjarnegara. Melalui jalan Sadangkulon-Srisip, akses kedua kabupaten bertetangga bisa lebih singkat. Selama ini, akses Kebumen-Banjarnegara mengandalkan jalur barat,Sempor-Mandiraja Banjarnegara.
Namun, penyelesaian pembangunan jalan tembus Kebumen-Banjarnegara (Banjarkebuka) via Sadangkulon-Srisip, gagal dikerjakan tahun ini. Penyebabnya, izin pinjam pakai atau pertek lahan Perum Perhutani hingga kini belum selesai. Padahal, proyek senilai Rp 5 miliar yang dianggarkan dari APBD Provinsi Jawa Tengah itu telah dilelang.
"Sudah ada pemenang lelangnya tapi belum kontrak karena masih ada permasalahan izin pertek dari Perhutani belum selesai," kata Slamet Mustolkhah.(*)
BACA JUGA:
Terkendala Izin Lahan Perhutani, Pembangunan Jalur Banjarkebuka Gagal Dikerjakan Tahun ini