Aneh! Kok Bisa Ada Hujan Es di Kuwarasan
Warga menunjukan butiran es yang turun bersamaan dengan air hujan (foto: BPBD Kebumen) |
Akibatnya, di desa tersebut ada sepuluh tiang listrik roboh diterjang angin kencang. "Kejadiannya nggak sampai 30 menit," ujar Taufik Mundarto, kemarin sore.
Tak hanya hujan es, akibat kejadian itu juga menyebabkan seorang warga setempat sempat tertimpa pohon yang roboh. Korban yang luka serius di bagian kepala adalah Sumarno (40) warga setempat. saat kejadian, korban sedang menunggu traktor di sawah.
Tiba-tiba ada pohon roboh setelah terseret kawat listrik. Korban gagal menghindari pohon yang tumbang ke arah tempat duduknya. Korban langsung dievakuasi dan dirawat di Rumah Sakit Purwogondo.
Sementara itu, berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan es yang terjadi adalah fenomena cuaca alamiah. Biasanya hujan lebat yang juga disertai butiran es akan terjadi dengan disertai kilat atau petir dan angin kencang. Hujan es ini terjadi dengan durasi singkat. Lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba. Baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Sementara indikasi terjadinya hujan es bila satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Udara yang terasa panas dan gerah ini diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%).
Kemudian mulai pukul 10.00 pagi akan terlihat tumbuh awan Cumulus atau awan putih berlapis–lapis, diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu– abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu–abu/ hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus). Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat. Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri dan biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba–tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
Sumarno, korban yang tertimpa pohon di Desa Serut, Kecamatan Kuwarasan, dirawat di RSUD Purwogondo |
Sifat-sifat puting beliung atau angin kencang berdurasi singkat, sangat lokal dan luasannya berkisar 5–10 km, dengan waktunya singkat sekitar kurang dari 10 menit. Ini lebih sering terjadi pada peralihan musim atau pancaroba.
Kemudian ini lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari. Akan bergerak secara garis lurus dan tidak bisa diprediksi secara spesifik, hanya bisa diprediksi 0.5 – 1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda–tandanya dengan tingkat keakuratan < 50 persen.
Lalu hanya berasal dari awan Cumulonimbus atau bukan dari pergerakan angin monsoon maupun pergerakan angin pada umumnya, tetapi tidak semua awan CB ini menimbulkan puting beliung. Kemungkinan kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama.(*)