Serahkan Topi Miliknya, Mensos Hibur Anak Korban Kerusuhan Mako Brimob
Mensos Idrus Marham, menghibur anak korban kerusuhan Mako Brimob |
"Ini topi yang biasa Menteri Sosial pakai, saya berikan kepada Wahyu, bapaknya mati Suhada nanti anaknya pasti juga akan berhasil, kalau perlu bisa menjadi menteri seperti saya," ungkap Idrus sambil terus memeluk tubuh Wahyu.
Menteri Sosial Idrus Marham menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban kerusuhan di Mako Brimob. Mensos datang ke rumah duka salah satu korban meninggal yaitu Aipda Anumerta Denny Setiadi di Jalan Keramat III E, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.
"Kami menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Kami memberikan doa dan dukungan. Sementara kita berikan bantuan kepada ahli waris. Kita tentu nanti akan pertimbangkan bagaimana anak ini jangan berhenti sekolah," kata mensos kepada keluarga korban.
Mensos hadir bersama Ketua LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia) Kak Seto dan Dirjen. Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat.
Aipda Denny meninggalkan seorang istri dan dua orang anak, yakni Denti Maharani (2) dan Wahyu (11). Wahyu merupakan anak dari Aipda Denny dan istrinya Aipda Etti Prihartini.
Berdasarkan informasi dari keluarganya, Aipda Etti Prihartini kini tengah menempuh pendidikan perwira di Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri di Sukabumi.
Idrus menyatakan gugurnya Bripka Denny dalam tugas merupakan wujud kecintaannya kepada bangsa dan Tanah Air. Karenanya Idrus percaya bahwa Deni akan mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
"Saya komunikasi dengan Imam Besar Masjid Istiqlal dia mengatakan siapapun yang gugur dalam perjuangannya kepada bangsa Insya Allah tergolong sebagai syuhada dan Insya Allah balasannya fil Jannah," kata Idrus.
Seperti dikabarkan sebelumnya, lima anggota kepolisian gugur setelah peristiwa kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Kelima anggota yang gugur itu ialah Briptu Fandi Setio Nugroho, Penyidik Densus 88, Alamat Jalan Tugu II No.30 Perum Kopri Kecamatan Magelang Utara, Magelang, Jateng.
Syukron Fadhli, Komp TNI-AD III Cakung Jakarta Timur, Wahyu Catur Pamungkas, RT 002 RW 02 Desa Kamulyan Kecamatan Kuwarasan, Kebumen. Kemudian, Yudi Rospuji Siswanto, Perum Bukit Waringin Blok K4/03 Tajur Halang Bogor, Denny Setiadi, Jalan Kramat III Blok E No.46 Kel. Cipayung Jaktim.
Kerusuhan juga menewaskan seorang tahanan teroris bernama Beni Samsutrisno, Wiraswasta, Pintu Rimbo Jarong Kudung Kecamata Ampek Nagara Kabupatan Agam, Sumbar.
Dalam kesempatan ini, Kak Seto juga menyatakan dukacitanya kepada para keluarga polisi yang gugur.
"Kami dari LPAI memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Polri yang telah berhasil mematahkan teror dengan tetap mempertimbangkan keselamatan seorang anak dan wanita di sana. Tentu hal ini pengaruh psikologisnya akan sangat besar. Polri tetap tegas tindakannya dan kita semakin bangga semakin cinta pada polisi yang bertugas di lapangan," ujarnya.
"Berkaitan dengan Mas Denny, putranya ini akan kita dampingi bagaimana dampak psikologisnya," sambung Kak Seto.
Seto menambahkan, tragedi ini harus jadi pelajaran ke depan. Terorisme harus ditindak tegas tanpa kompromi. "Seluruh pihak yang ada harus sama-sama menjadikan aksi teroris sebagai musuh bangsa, musuh bersama," katanya
Kemensos Siapkan Santunan dan LDP
Sementara itu, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial menyampaikan bahwa sesuai dengan Permensos 4 tahun 2015, Kementerian Sosial menyiapkan santunan korban meninggal dunia sebesar 15 juta rupiah per jiwa. "Kementerian sendiri telah menyampaikan santunan dan telah diserahkan kepada istri dari korban," ungkap Harry.
Untuk kelanjutan pendidikan anak-anaknya, Harry akan mengecek dulu apakah posisinya memerlukan bantuan karena istrinya ternyata Polwan, kalau mereka membutuhkan bantuan dipastikan akan dimasukkan kedalah Program Indonesia Pintar.
Menurut Harry yang penting saat ini adalah Layanan Dukungan Psikososial (LDP) untuk anak dan istrunya serta keluarganya untuk tetap memiliki semangat hidup yang kuat.
Salah satu yang upayanya adalah dengan menghadirkan kak Seto, Kemensos juga memiliki tim Layanan Dukungan Psikososial. "Nanti akan kita dorong untuk melakukan silaturahim sambil melakukan asesmen sambil memberikan motivasi, memberikan semangat kepada keluarga," ujar Harry.
Harry berharap dengan diberikannya layanan dukungan psikososial korban tidak terpapar dari aspek psikologisnya. Misalnya jangan sampai anaknya kehilangan semangat belajar, ibunya mengalami shok yang berkepanjangan.
Karena dengan adanya berita yang mereka dengar atau lihat akan mengingatkan kembali peristiwa yang dialami. "Itulah pentingnya layanan dukungan psikososial," tandas Harry.(*)