LDSK Ajak Konstituen Melihat Inovasi dan Kreativitas Para Caleg
Demikian disampaikan Bambang Priyambodo selaku Penasehat LDSK saat memberikan sambutan dalam Dialog Publik LDSK II dengan topik "Peningkatan Daya Eksplore Pariwisata Kebumen di Kancah Nasional", pada hari Minggu, 30 Desember 2018 di Pendopo Rumah Dinas Bupati Kebumen.
Karena dalam dialog tersebut ada 10 nara sumber yang berasal dari caleg DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten, Bambang juga berharap konstituen bisa memisahkan konsep dari masing-masing caleg.
"Dialog seperti ini diharapkan bisa mengurangi money politics. Karena forumnya penuh suasana kekeluargaan, nantinya konstituen juga memilih secara elegan," lanjut Bambang.
Model yang dilakukan LDSK diharapkan Bambang bisa menjadi acuan kominitas lain atau instansi terkait.
Dalam dialog yang dimoderatori Arif Susilo tersebut hadir 10 orang caleg, masing-masing 3 caleg DPR RI, seorang caleg DPRD Provinsi dan 6 orang caleg DPRD Kabupaten.
Ketiga caleg DPR RI yang hadir adalah H. Bambang Hermanto, SE, MM (PPP), Fariani Sugiharto, B.Sc, MBA (Partai Demokrat) dan Kharisma Febriansyah (Partai Gerindra). Caleg DPRD Provinsi Ma'rifun, SHI dari Partai Gerindra. Sementara 6 orang caleg DPRD Kabupaten Kebumen yang tampil, yaitu: Ir. Darwansyah HS (Partai Golkar dapil Kebumen 3), Fuad Khabib (PKB dapil Kebumen 2) Lasimin, SE (Partai Demokrat dapil Kebumen 4), Djuwarni (Partai Gerindra dapil Kebumen 5), Suhartono dan Yuniati Zainul Khasanah (keduanya dari PAN dapil Kebumen 1).
Sekitar 150 orang yang hadir sangat antusias mengikuti dialog yang juga menghadirkan dua orang panelis pelaku dan pemerhati wisata, yakni Wowo Maldini dan Ario M. Sano. Sebagai pelaku dan pemerhati wisata, keduanya bisa mempertajam pandangan yang sudah disampaikan para nara sumber.
Terkait dengan tema dialog, salah seorang nara sumber Yuniati Zainul Khasanah menegaskan bahwa peran anggota legislatif (aleg) DPRD Kabupaten dalam pengembangan wisata di Kebumen tidak akan lepas dari tiga fungsi DPRD Kabupaten sesuai yang digariskan konstitusi.
"Fungsi DPRD Kabupaten sudah jelas, menetapkan perda dan anggaran bersama eksekutif, serta melakukan pengawasan jalannya pemerintahan daerah. Dalam masalah pengembangan wisata akan dilaksanakan komisi yang mbidangi," jelasnya.
Karena itu menurut Yuni, seorang caleg mungkin memiliki konsep pengembangan wisata yang bagus. Namun pada saat sudah menjadi aleg, perannya tidak bisa keluar dari koridor konstitusi.
"Kalau istilah saya, aleg ini hanya back officer, pihak eksekutif yang menjadi front officer dan marketing officer. Hanya memang kalau masing-masing dilatarbelakangi konsep pemahaman yang sama dalam pengembangan wisata, sinergi legislatif-eksekutif bisa lebih diharapkan memberi hasil positif," tambahnya usai dialog berakhir.(*)