Geopark Karangsambung Karangbolong Bakal Bangkitkan Perekonomian Warga
Bukit Hud di Desa Karangbolong, Kecamatan Buayan, masuk ke kawasan Geopark Nasional Karangsambung Karangbolong. |
Geopark Karangsambung Karangbolong resmi ditetapkan sebagai Geopark Nasional setelah sertifikat Geopark Nasional diserahkan oleh Deputi Kemaritiman Sekretariat Kabinet, Agustina Murbaningsih, kepada Wakil Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz, di Taman dan Museum Tambang Emas Geopark Pongkor Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 30 November 2018.
Penetan oleh pemerintah pusat ini setelah melalui sejumlah tahapan usulan dan evaluasi selama tiga tahun lebih. Penyerahan sertifikat pengakuan status Geopark Nasional untuk Geopark Karangsambung Karangbolong bersama dengan tujuh pemerintah daerah lain tempat taman bumi itu berada.
Yakni Geopark Pongkor di Bogor, Geopark Meratus (Kalimantan), Geopark Silokek (Sijunjung, Sumatera Barat), Geopark Sawahlunto (Sumatera Barat), Geopark Ngaraisianok-Maninjau (Sumatera Barat), Geopark Natuna (Kepulauan Riau), dan Geopark Banyuwangi (Jawa Timur).
Wakil Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz, mengatakan dengan ditetapkannya Geopark Karangsambung-Karangbolong sebagai Geopark Nasional akan mampu membangkitkan perekonomian.
Wakil Bupati meyakini, ekonomi akan berkembang pesat di 59 situs utama Geopark Karangsambung-Karangbolong yang terdiri 41 situs geologi, 8 situs biologi dan 10 situs budaya.
Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAP3DA) Kabupaten Kebumen, Ir Djoenedi Fatoerachman MSi, mengatakan Geopark Karangsambung Karangbolong yang berada di kawasan seluas 543.599 kilometer pesegi, mencakup 117 desa di 12 kecamatan di Kebumen.
"Kawasan ini akan dikelola sebagai kawasan konservasi, edukasi dan ekonomi masyarakat," terangnya.
Geopark ini terdiri dari situs warisan geologi dan bentang alam di Kawasan Cagar Alam Geologi Nasional Karangsambung dan Kawasan Bentang Alam Karst Gombong Selatan.
"Di situ kita bisa menjumpai aneka warisan geologi berumur jutaan tahun, keanekaragaman geologi, hayati serta budaya," imbuh Djoenedi.(*)