Data Baru 63 Persen, Angka Stunting di Kebumen Diprediksi Bakal Bertambah
Peserta kampanye gerakan peduli stunting di Hotel Candisari Karanganyar |
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kebumen Y Rini Kristiani, pada kampanye gerakan peduli stunting di Hotel Candisari Karanganyar, Senin, 7 Oktober 2019.
"Diprediksi, jumlahnya akan bertambah karena balita yang terdeteksi saat ini baru 63 persen. Saat ini masih ada 37 persen bayi balita dalam proses pendataan," kata Rini Kristiani.
Sesuai dengan target dari Pemprov Jateng, Kabupaten Kebumen akan berupaya menurunkan angka kasus stunting sebanyak 2 persen setiap tahunnya. "Setiap kabupaten/kota di Jawa Tengah harus mampu menekan minimal 2 persen setiap tahun," imbuhnya.
Untuk diketahui, prevalensi stunting di Kabupaten Kebumen pada tahun 2017 sebesar 28,50 persen. Kemudian, menurun pada 2018 sebesar 21,70 persen. Sedangkan, per 31 Agustus 2019 dari 53.083 balita yang terdata, terdapat 10.192 balita stunting. Dengan rincian 3.311 balita sangat pendek, dan 6.681 balita pendek. Atau angka prevalensi stunting tahun 2019 sebesar 19,2 persen.
Kampanye gerakan peduli stunting diikuti oleh 500 peserta. Mereka terdiri dari 460 kepala desa/lurah dan kepala puskesmas se Kabupaten Kebumen.
Baca juga: Miris, Tahun ini di Kebumen Ditemukan 6.681 Balita Pendek dan 3.311 Sangat Pendek
Acara yang dibuka oleh Sekda Kebumen Ahmad Ujang Sugiono, dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Y Rini Kristiani, Kepala BAP3DA Pudji Rahaju, serta sejumlah pejabat lainnya.
Dalam sambutannya, Ahmad Ujang Sugiono, menyampaikan penanganan masalah stunting harus menggunakan pendekatan multi sektor. Tujuan akhirnya adalah perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
"Karenanya, saya mengajak agar seluruh OPD, dunia usaha, profesi, instansi pelayanan kesehatan dan elemen lainnya mengambil peran dalam upaya penanggulangan stunting. Begitu juga camat dan kepala desa saya minta ikut membantu," kata Ujang Sugiono.
Sekda meminta para pejabat di wilayah bekerjasama dengan kepala desa ikut terjun langsung ke lapangan. Untuk memantau dan mendata semua bayi yang ada di wilayahnya.
"Bersama bidan desa, memantau kondisi pertumbuhan bayi agar tidak stunting. Saya ingin semua pertumbuhan bayi normal. Jika ada stunting, tolong diidentifikasi apa penyebabnya untuk ditangani bersama-sama," pintanya.
Tidak hanya bayi, lanjut dia, kondisi ibu hamil juga perlu dikawal. Hal ini agar pertumbuhan janin di dalam rahimnya bisa sempurna. Baik asupan gizinya maupun kebersihan lingkungan rumahnya.
Sementara itu, Kampanye Gerakan Peduli Stunting Kabupaten Kebumen menghadirkan sejumlah narasumber. Yaitu dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan dokter spesialis anak RSU Banyumas.(*)