Masih Kritis, Air Waduk Sempor dan Wadaslintang Belum Bisa Dialirkan
Waduk Sempor |
Hingga Jumat pagi, 24 Januari 2020 pukul 09.19 WIB, tinggi elevasi Waduk Sempor baru mencapai 58,90 mdpl, dari kondisi normal mencapai 72 mdpl. Sedangkan pada saat musim kemarau, tinggi airnya pada angka 42,5 mpdl. Atau air yang ditampung saat ini mencapai 13,798 juta meter kubik, dari kondisi normal mencapai 37 juta meter kubik.
Kepala Sub UPT Waduk Sempor Dermaji, mengatakan hujan di wilayah Kebumen belum merata. Selain itu intensitasnya sangat rendah, berdampak pada tampungan air di waduk yang dikelolanya.
"Air yang tersedia jika akan digunakan untuk dialirkan pada saluran irigasi persawahan harus mencapai minimal 25 juta meter kubik," kata Dermaji.
Menurutnya, kondisi minimnya debit dan tampungan air, di saat puncak musim penghujan baru pertama sejak waduk ini dibangun 1978. Biasanya November debit air sudah tinggi, namun sampai akhir Januari ini baru mencapai 13 juta kubik.
"Ini baru pertama kali terjadi selama waduk ini dibangun, debit air pada saat musim penghujan dibawah normal," ujarnya.
Waduk Sempor digunakan untuk pengairan sawah seluas 6.478 hektar, selain itu waduk ini juga digunakan untuk pembangkit litsrik tenaga air. Waduk Sempor juga digunakan sebagai tempat wisata, karena mempunyai pemandangan yang cukup indah.
Sumber air Waduk Sempor berasal dari dua sungai, yakni Sungai Cincang Guling dan Sungai Sampang.
Waduk Wadaslintang |
Sedangkan, Waduk Wadaslintang tinggi elevasinya baru mencapai 161,24 mdpl, dari kondisi normal mencapai 185 mdpl. Atau air yang ditampung saat ini mencapai 169,657 juta meter kubik, dari kondisi normal mencapai 388.722 juta meter kubik.
Volume normal air bisa dialirkan 230 juta meter kubik. Sehingga air yang ada belum bisa dialirkan untuk pertanian. Air yang ada hanya baru bisa digunakan sebagai bahan baku air minum oleh PDAM.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kebumen, Ifah Ismatul Banat, menjelaskan terjadinya keterlambatan musim tanam di wilayah Kabupaten Kebumen.
Bukan hanya di wilayah barat Kebumen yang mendapat pasokan air dari Waduk Sempor. Namun areal sawah di wilayah timur Kebumen juga mengalami keterlambatan tanam karena pasokan air dari Waduk Wadaslintang masih belum lancar.
Petani belum dapat menggarap sawah |
"Dari sekitar 40 ribu hektar sawah yang ada di Kebumen, baru sekitar 4.335 hektar yang telah tanam," kata dia.
Untuk mengejar keterlambatan ini, dia berharap, petani yang sawahnya sudah tergenang air hujan, bisa mulai menebar benih dan mengolah tanah. Dengan demikian, saat saluran irigasi mengalir, sawah-sawah sudah selesai ditanam.(*)