Dampak Corona, Okupansi Hotel di Kebumen Turun 60 Persen
Setiap tamu yang akan masuk ke dalam Meotel Kebumen dicek suhu tubuhnya |
"Dibandingkan Maret tahun lalu, pada Februari-Maret tahun ini turun sampai 40 persen," kata General Manager Meotel Kebumen, Indrianto Kurniawan.
Jika dibandingkan pada periode yang sama, tahun lalu sebanyak 640 kamar dipesan. "Sedangkan, dari Desember kemarin sampai Januari hanya 8 kamar dipesan oleh tamu asing," ungkapnya.
Penurunan okupansi hotel ini mulai terasa ketika pemerintah membatasi. Bahkan menunda kegiatan yang mengundang banyak orang. Akibatnya, pihaknya kehilangan pendapatan cukup besar. Yakni sejak 3 Maret 2020 hingga sekarang kehilangan pendapatan mencapai lebih Rp 400 juta.
Meski demikian, pihaknya tetap menjaga kualitas pelayanan. Bahkan, saat ini manajemen melakukan peningkatan higienitas dan promosi kesehatan di dalam hotel. Misalnya setiap pengunjung dan karyawan diperiksa suhu tubuhnya.
Termasuk, di tempat-tempat yang sering disentuh pengunjung dibersihkan dengan disinfektan serta menyediakan hand sanitizer di beberapa tempat.
Upaya pencegahan penularan COVID-19 diharapkan akan mempengaruhi peningkatan bisnis hotel dan restoran di Kebumen.
Ia menegaskan, hingga sekarang belum ditemukan pengunjung, vendor dan karyawan hotel suhu tubuhnya lebih dari 37 derajat celsius. Jika ditemukan dilaporkan Dinas Kesehatan untuk dirujuk ke rumah sakit. Hanya pengunjung dengan suhu tubuh normal yang boleh masuk hotel.
Meski belum ada suspect Covid-19, pihaknya sudah menyurati Dinas Kesehatan Kebumen agar menyiagakan tenaga medis, jika sewaktu-waktu ditemukan seseorang suhu tubuhnya lebih 37 derajat. Ketika ditemukan dilaporkan Dinas Kesehatan Kebumen agar dirawat.
“Petugas kesehatan yang punya kompetensi dan tugas melakukan evakuasi untuk dirujuk ke rumah sakit,“ imbuhnya.
Dia berharap Pemkab Kebumen menerbitkan dan menyebarluaskan informasi semacam protokol kesehatan yang harus dijalankan kalangan bisnis.(*)