Sebelum Kembali ke Pesantren, Santri Wajib Jalani Rapid Test
Gus Yasin saat sowan ke Pesantren Al Hidayat Krasak. (Foto: Simon/Humas Jateng) |
Untuk santri dari daerah Jateng, cukup melakukan tes di puskesmas dan membawa surat keterangan sehat. Syarat ini wajib dilakukan sebelum kembali ke pondok pesantren.
Hal ini dikatakan Gus Yasin usai mengunjungi tiga pondok pesantren di Kabupaten Demak, Selasa 9 Juni 2020.
Selain mengantisipasi penyebaran covid-19, menurut Gus Yasin, para santri yang diketahui sakit, akan mendapat penanganan terlebih dahulu dan menunda untuk kembali ke pondok pesantren.
"Kalau santri datang membawa penyakit, khususnya covid-19, yang akan repot tidak hanya santri lain, tetapi juga para pengasuh sendiri. Tolong, dari luar Jawa rapid test dulu, kalau dari daerah sekitar, cukup membawa hasil test dari puskesmas," katanya.
Saat bersilaturahmi di Pondok Pesantren Al Hidayat Krasak Temuroso Guntur yang diasuh oleh KH Ahmad Baidlowi (Gus Dlowi) dan KH Misbakhul Munir yang memiliki santri putra dan putri sebanyak 950 orang itu, Gus Yasin juga disambut Kapolres Demak AKBP R Fidelis Purna Timoranto.
"Sebagai bentuk dukungan kepada pondok pesantren, Polres Demak sudah siapkan pemetaan, serta teknis kedatangan santri agar berjalan baik, protokol kesehatan berjalan sebagai prasyarat mutlak," kata Kapolres.
Di Pondok Pesantren Al Fattaah yang diasuh oleh KH Dr Salim Segaf Al-Jufri dengan santri sebanyak 200 orang. Diantaranya berasal dari Nabire, Sulawesi, Kalimantan dan Riau.
Gus Yasin menegaskan agar sebelum berangkat ke Demak atau naik pesawat, untuk melakukan rapid test terlebih dahulu.
Hal yang sama juga disampaikan Gus Yasin saat berkunjung ke Pondok Pesantren Sabilul Huda Desa Pilangrejo, Kecamatan Wonosalam yang diasuh oleh KH Adlan Nur.
Penerapan protokol kesehatan serta berkoordinasi dengan Satgas Jogo Tonggo, Satgas Desa, maupun kecamatan sangat diperlukan.
"Kemungkinan ada flu, TBC, malaria, dapat diketahui melalui test sebelum kembali ke pesantren," ujarnya
Menurutnya, santri harus datang pribadi untuk cek kesehatan dan membawa KTP. Kalau memiliki riwayat baik, akan diberikan surat perjalanan. Metode mengaji juga bisa dilakukan secara virtual atau menggunakan speaker, santri tinggal menyimak.
"Kalau tidak muat, bisa menggunakan gedung aula, madrasah," tandas putra ulama kharismatik Almarhum KH Maimoen Zubair itu.(*)