Ramadhan Berakhir, Ramadhan Terakhir
Oleh: Kang Juki
Kang Juki |
Mereka bisa mendapatkan baju baru, uang saku dari sanak keluarga yang bisa ditemui dan berbagai macam makanan enak tersedia di rumah. Tidak mungkin setiap hari keadaan seperti itu bisa dinikmati. Kegembiraan itu masih bertambah dengan bermain kembang api atau petasan dan pergi ke tempat wisata.
Tidak demikian halnya dengan orang-orang tua. Berakhirnya bulan Ramadhan mendatangkan kesedihan. Mungkinkah tahun depan masih bisa bertemu bulan Ramadhan lagi? Ataukah ini bulan Ramadhan terakhir yang bisa ditemui?
Bagi yang sudah berumur 60 tahun lebih, pertanyaan tersebut layak dikedepankan. Karena umur manusia yang menjadi umat Muhammad SAW berkisar 60-70 tahun.
Dalam sebuah hadis yang berasal dari Abu Hurairah ra, disebutkan Rasulullah SAW bersabda, "Usia umatku berkisar antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun, dan sedikit sekali mereka yang melebihi (usia) tersebut." (HR Tirmidzi no. 4226 hadis hasan shahih menurut Muhammad Nashiruddin Al Albani)
Itu pun belum tentu kondisinya baik untuk bisa menjalankan ibadah puasa. Bisa saja sebelum ajal tiba, manusia sudah uzur terlebih dahulu. Kondisi tubuh membuatnya tak mampu melaksanakan kewajiban dengan baik.
Dalam hadis lain yang juga berasal dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, "Allah telah memberi uzur kepada seseorang dengan menangguhkan ajalnya hingga umur enam puluh tahun." (HR Bukhari no. 5940 dishahihkan ijmak ulama)
Bagi yang belum berumur 60 tahun juga belum terjamin, bisa sampai Ramadhan tahun depan. Orang meninggal dunia tidak harus "urut kacang", yang lebih tua baru yang muda. Umur berapa saja bila ajalnya tiba, pasti akan meninggal.
Allah SWT mengingatkan dalam surat Al Munafiqun ayat 11, "Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan."
Karena tidak ada yang bisa menjamin umur kita akan sampai pada Ramadhan tahun berikutnya, maka marilah manfaatkan kesempatan yang ada. Melanjutkan ibadah apa saja yang sudah dilaksanakan selama bulan Ramadhan, menjadi ibadah yang dilaksanakan setiap hari. Tentu selain shalat Tarawih yang hanya dilaksanakan di bulan Ramadhan.
Kebiasaan buruk yang bisa ditinggalkan selama bulan Ramadhan, juga harus dijaga. Jika di bulan Ramadhan bisa ditinggalkan mengapa di bulan lain tidak? Seakan kita menjadikan hari-hari ke depan sebagai "Ramadhan sepanjang masa".
Apabila hal itu bisa dilakukan, insya Allah kita termasuk yang berhasil dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan tahun ini.
Sehingga dalam menyongsong hari Idul Fitri seperti diungkapkan kata-kata orang bijak, "Bukan berhari raya, bagi orang yang pakaiannya serba baru. Akan tetapi berhari raya adalah bagi orang yang bertambah ketaatannya"
Semoga kita semua bisa mewujudkannya. Aamiin.(*)
Penulis adalah pegiat media dan jamaah Masjid Agung Kauman, Kebumen.