Cegah Kelangkaan Oksigen, Samator Diminta Naikkan Produksi dan Perbaikan SOP di Rumah Sakit
Rumah Sakit Diminta Perbaiki SOP Pengadaan Oksigen
Pekerja di PT Samator |
Sebelumnya, Ganjar mengundang direksi PT Samator dalam rapat penanganan Covid-19 secara virtual pada Senin, 21 Juni 2021. Esoknya pada Selasa, 22 Juni 2021 Ganjar mendatangi salah satu depo oksigen di Kabupaten Semarang.
Selanjutnya, Ganjar, mendatangi pabrik produsen gas, PT Samator di Kabupaten Kendal, Rabu, 23 Juni 2021. Kunjungan ini untuk memastikan produksi oksigen mereka berjalan baik.
Pada kesempatan itu, Ganjar meminta agar PT Samator melakukan penambahan jumlah produksi untuk memenuhi kebutuhan oksigen di Jawa Tengah yang terus meningkat.
"Kami serius untuk menyelesaikan ini, terima kasih Pak Budi (Direktur Samator) datang dari Surabaya ke sini untuk membantu. Jadi masyarakat tidak perlu panik, rumah sakit tidak perlu panik. Kami (Pemerintah Provinsi dan PT Samator) siap bantu," kata Ganjar.
Dari pantauannya, Ganjar menegaskan jika produktivitas oksigen di Samator berjalan bagus. Meski sebelumnya ada kendala terkait listrik, namun saat ini PLN telah memberikan bantuan.
"PLN bantu, bahkan Kementerian ESDM juga membantu agar Samator ini bisa jadi pelanggan premium. Mudah-mudahan nanti bisa membantu meningkatkan proses produksi," harapnya.
Ganjar membeberkan kapasitas produksi oksigen dari pabrik Samator yang ada di Kendal tidak cukup untuk mengcover seluruh Jawa Tengah. Sehingga, selain peningkatan produksi, PT Samator juga telah melakukan penambahan berupa mendatangkan pasokan gas dari Jawa Barat dan Jawa Timur.
"Dari Jabar dan Jatim sudah masuk, kira-kira bergerak 1-1,5 juta meter kubik dan sudah masuk ke Jateng. Jadi untuk pasokan dan stok aman, karena hari ini saya pastikan suplainya bagus termasuk memastikan bantuan oksigen dari PT Samator yang ada di Jabar dan Jatim itu," tegasnya.
Rumah Sakit Diminta Perbaiki SOP Pengadaan Oksigen
Selain memastikan pasokan oksigen aman, Ganjar mengatakan, diperlukan pula perbaikan Standar Operasional Prosedur (SOP) ,rumah sakit terkait pengadaan oksigen agar lebih sesuai dengan kondisi saat ini.
"Karena sifatnya darurat, maka semuanya harus kreatif dan inovatif. Tidak boleh seperti kemarin-kemarin, hanya diam saja dan menunggu," tegasnya.
Untuk memastikan pelaksanaan perbaikan ini, pihaknya telah menunjuk salah satu BUMD di Jawa Tengah untuk terlibat dalam penanganan kebutuhan oksigen. Nantinya, BUMD ini akan ditugaskan untuk melakukan perbaikan SOP, dari sisi hulu sampai sisi hilir.
"Termasuk memastikan delivery nya (pengirimannya), tracking sistem harus diurus sampai urusan pembayaran. Karena sekarang kebutuhan tinggi, maka manajemen itu harus dilakukan terbuka dan disiapkan. Kalau botol-botolnya kurang ya harus beli, harus nambah. Sehingga kebutuhan beberapa hari ini yang rasanya terus meningkat, maka harus ada manajemen yang baik," pungkasnya.
Direktur PT Samator, Budi Susanto mengakui, produksi oksigen di Kendal memang masih kecil, sekitar 50.000 meter kubik perhari. Jumlah itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh Jawa Tengah dengan kondisi saat ini, tetapi pihaknya akan sudah mendapat solusi untuk mengatasinya.
"Tapi karena kami bekerja secara grup, Samator Group itu ada di Jatim dan Jabar. Rekan kami di Jabar dan Jatim sepenuhnya support (dukung) untuk Jateng. Sehingga, pasokan oksigen untuk Jateng aman," tegasnya.
Pada kondisi saat ini, Budi mengatakan, pihaknya butuh kerja sama dengan pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan rumah sakit-rumah sakit agar tidak terjadi panic buying yang membahayakan stabilitas persediaan.
"Kalau di rush, ya akan cepat sekali habis. Maka kami butuh kerjasama dengan pemangku kepentingan untuk pemenuhan itu," tutupnya.(*)