Tahun ini, Produksi Padi Kebumen Turun - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Tahun ini, Produksi Padi Kebumen Turun

www.inikebumen.net KEBUMEN - Kabupaten Kebumen salah satu lumbung padi di Jawa Tengah. Bahkan selama ini Kabupaten Kebumen surplus padi. Namun, demikian pada tahun ini produksi padi mengalami penurunan.
Tahun ini, Produksi Padi Kebumen Turun
Plt Sekda Mahmud Fauzi, didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kebumen Pudji Rahaju, memeriksa pompa bantuan hibah untuk kelompok tani.

"Karena pada musim panen berikutnya, kita harus bisa meningkat lagi. Untuk itu kita harus bisa meningkatkan kualitas petani dan juga teknologinya," ujar Plt Sekda Mahmud Fauzi, pada acara penyerahan bantuan hibah alat mesin pertanian di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen, Sabtu (10/6/2017).

Karenanya, lanjut dia, alat mesin pertanian sangat penting. "Bahwa dalam berusaha ada kalanya petani gagal panen. Hal ini tentu membuat cemas petani. Untuk menjamin ketenangan dalam bertani, sekarang ada fasilitas asuransi pertanian," kata Mahmud Fauzi.

Ia berharap petani Kebumen mengikuti asuransi petanian, Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Asuransi pertanian ini, bertujuan untuk mengurangi risiko kerugian para petani padi. Akibat ketidakpastian musim, hama, risiko bencana alam, dan jenis risiko lainya. "Sehingga petani tetap bisa melakukan usaha tani setelah gagal panen," imbuhnya.

BACA JUGA: Distapang Serahkan Bantuan 137 Pompa, 54 Traktor dan 9 Hand Sprayer

Dia menjelaskan, untuk mendapat asuransi pertanian, ada beberapa kriteria pemilihan calon peserta. Diantaranya petani yang menggarap atau menguasai lahan sawah, melakukan usaha budidaya padi dan tergabung dalam kelompok tani aktif.

Kemudian, membayar premi sebesar 20 persen per musim tanam dan yang 80 persen disubsidi oleh pemerintah dengan penggantian sebesar Rp 6 juta per hektar. Sedangkan premi sebesar Rp 180 ribu, namun pemerintah memberikan subsidi sebesar 80 persen sehingga para peserta hanya perlu membayar sebesar Rp 36 ribu.

"Jadi ini sangat murah, petani hanya membayar premi Rp 36 ribu per hektar per musim. Kalau terjadi gagal panen akan diganti Rp 6 juta per hektar," tegasnya.(*)
Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>