Takmir Masjid Berperan Besar Cegah Paham Radikal dan Intoleran
Ketua MUI Kebumen KH Nursodik (Dua dari kanan) bersalaman dengan Kabag Kesra Setda Kebumen Wahib Tamam (baju batik). |
Wahib menyebut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mempersempit ruang gerak intoleransi dan radikalisme di Kebumen. Diantaranya meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai unsur aparatur. Mulai desa/kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten secara berjenjang, dalam rangka mencegah berkembangnya faham dan ideologi radikal dan intoleran.
Kemudian, memberdayakan peran para guru, para kyai/ustadz/ulama, tokoh masyarakat, serta tokoh agama. Agar memberikan pemahaman agama yang benar dan lurus.
Selanjutnya, melaporkan perkembangan situasi kamtibmas di tingkatan wilayah masing-masing pada kesempatan pertama secara berjenjang kepada aparatur keamanan setempat.
Di sisi lain, lanjutnya, juga tidak bisa menuding hanya Islamlah yang memiliki benih radikalisme. Karena benih radikalisme dan intoleransi bisa tumbuh di mana saja. "Di agama apa saja. Jangan sampai karena nila setitik, rusak susu sebelanga," tegasnya.
Pada kesempatan itu, takmir masjid se Kabupaten Kebumen menyatakan akan menjaga keutuhan Bangsa Indonesia dengan menolak faham khilafah, radikalisme dan inteleransi.
Mereka juga siap menjaga keutuhan NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. Siap mendukung program program Pemkab Kebumen untuk kesejahteraan rakyat. Siap menjaga terwujudnya Kebumen Kondusif, damai, aman dan nyaman. Serta siap menjaga nilai nilai tradisi dan kearifan lokal yang berlaku di Kabupaten Kebumen.
Pernyataan sikap itu disaksikan oleh Ketua MUI Kebumen KH Nursodik, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kebumen Mohammad Dawamudin. Kabag Kesra Setda Kebumen Wahib Tamam, dan Kepala Kantor Kesbangpol Nurtaqwa Setyabudi.(*)