Gara-gara SMK/SMA "Ditarik" Provinsi, Eksistensi Kampung Inggris Kebumen Terancam
Suasana Rakor Penyelenggaraan Kampung Inggris Kebumen di Ruang Jatijajar Komplek Pendopo Rumah Dinas Bupati Kebumen. |
Kepala Dinas Pendidikan Kebumen, Ahmad Ujang Sugiyono, mengatakan banyak sekolah yang ragu menggunakan dana BOS pada kegiatan KIK karena takut melanggar aturan. Akibatnya, pada tahun ini jumlah pesertanya mengalami penurunan cukup banyak.
Sejak diluncurkan pada 19 Agustus 2016 lalu, hingga Mei 2017 jumlah peserta yang mengikuti kursus di Kampung Inggris Kebumen di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, mencapai 2.428.
Dengan rincian, periode September-Desember 2016 sebanyak 1.374 peserta. Sedangkan, periode Januari-Mei 2017 jumlah pesertanya menurun menjadi 1.054 peserta. "Mereka berasal dari 147 sekolah dan madrasa. Serta satu sekolah dari Cilacap," kata Ahmad Ujang Sugiyono, dalam pengantarnya.
Namun demikian, berdasarkan survei yang dilakukan dengan responden kepala sekolah/madrasah, pendamping, dan siswa peserta kursus menilai sangat positif terhadap keberadaan Kampung Inggris Kebumen. Sehingga Pemkab Kebumen akan tetap melanjutkan program Kampung Inggris Kebumen tersebut. "Program Kampung Inggris Kebumen ini layak untuk dilanjutkan," tegas Ahmad Ujang Sugiyono.
Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad, meminta kepada sekolah dan madrasah untuk tidak ragu menggunakan dana BOS pada kegiatan di Kampung Inggris Kebumen. "Kampung Inggris Kebumen sepertinya pesertanya hampir mutlak tergantung dari BOS," ungkapnya.
Bupati meminta pihak terkait untuk meningkatkan promosi sehingga akan semakin banyak yang mengetahui Kampung Inggris Kebumen. Selain itu, pengelola juga diminta berinovasi dengan membuka kursus kilat, seperti untuk anak SD di akhir pekan. "Kalau selama ini memakan waktu sampai dua minggu, ini dicoba cukup Sabtu dan Minggu," pintanya.(*)